Kamu tau kan, kota penuh sesak itu tidak mengijinkan kita bersama?
Bukankah kamu meninggalkan saya dulu ketika kita berjumpa di kota penuh sesak itu? Melihat kamu berdiri diam saja di sana, di antara hiruk pikuk bandara di pagi hari, saya tau itulah saatnya kamu harus meninggalkan saya. Saya ingin bilang, tidak bisakah kamu melupakan saja kota itu? Ah, tapi apalah hak saya melarang kamu? Saya hanya bisa tersenyum dan menyemangatimu. Saya ikut senang kamu kembali ke tempat dimana kamu seharusnya berada.