Posts

Showing posts from December, 2012

Cerita Milik Melati dan Ikrar (Bag. 3)

Bab Milik Melati “Melati, ada telepon buatmu” seorang gadis pirang dengan tubuhnya yang menjulang tinggi mengetuk pintu kamar Melati. Melati membuka pintu kamarnya dan mendapati Jane, temannya itu sedang tersenyum-senyum penuh arti ke arahnya. “Dari siapa?” dahi Melati berkerut “kenapa kau tersenyum aneh seperti itu?” Jane menunduk dan berbisik di telinga Melati “dari pangeranmu” Serta merta Melati berlari ke arah telepon di ruang depan. “Halo, Ikrar?” “Melati? Iya, ini aku. Maaf kalau aku mengganggumu. Aku tahu kau sedang sibuk dengan tugas pendataan itu tapi aku ingin berbicara denganmu” “Tidak apa-apa. pekerjaanku hampir selesai. Ada apa?” Dari seberang Ikrar nampak menarik nafas panjang. Nafasnya terdengar berat, sepertinya hal yang akan dia sampaikan ini terasa berat baginya. “Melati…aku…aku minta maaf” Tangan Melati yang memegang gagang telepon bergetar dan sesuatu terasa aneh di dadanya. Tiba-tiba rasa takut yang amat sangat menyelimuti gadis itu, membuatnya

Cerita Milik Melati dan Ikrar (Bag. 2)

Cinta yang Kembali Setelah cinta itu pergi, dia selalu butuh waktu untuk kembali mencari jalan pulangnya. Mencari tempat dimana dia merasa berada di rumah, merasa nyaman dan aman. Cinta selalu begitu, bepergian ke tempat yang salah, singgah untuk beberapa waktu sebelum akhirnya dia terbangun karena sebuah mimpi buruk. Dia telah salah menempatkan dirinya. Hati yang dihuninya saat ini bukanlah rumahnya dan cinta kembali bepergian untuk menemukan. Melati yakin sepatunya telah bersih, tidak ada debu sedikit pun di permukaannya. Ikrar akan melihat sepatunya itu, dia yakin. Orang-orang lalu lalang di hadapannya, ada yang santai tapi ada juga yang terburu-buru naik ke atas kereta. Melati berjanji akan menjemput Ikrar di stasiun pagi ini. Bahkan meski posisinya sangat jauh, Melati tahu Ikrar telah berdiri di sana dan melambai ke arahnya. Saling melempar senyum, untuk sebuah pertemuan mereka kembali. “Hai” sapa Ikrar setelah mereka berdua cukup dekat untuk mengobrol “terima kasih suda

Cerita Milik Melati dan Ikrar (Bag. 1)

Melati Di Kamp Pengungsian Melati memperhatikan sepatunya sekali lagi. Sempurna, tidak ada noda di sana. Dia tahu Ikrar tidak suka dengan noda di sepatu, merusak penampilan katanya. Karena itu sejak tadi dia berulang-ulang mengecek sepatu ketsnya, memastikan tidak ada debu yang singgah disana dan merusak semuanya. Tak lama lagi Ikrar akan datang menemuinya. Ikrar, tentara yang ditemuinya di kamp pengungsian di Pantai Gading beberapa tahun yang lalu. Seorang tentara keamanan PBB yang cerewet dan ramah, sangat asyik menjadi teman bicara. Melati yang pemalu dan jarang bicara berhasil dibuatnya berkisah panjang lebar tentang hidupnya setelah memutuskan menjadi relawan UNHCR PBB membantu pengungsi-pengungsi yang negaranya sedang mengalami konflik. Tentang pengalaman pertamanya bertugas di Sudan, kemudian pindah ke Kenya, sempat singgah sebentar di Turki dan Mesir – membantu pengungsi dari Gaza, kemudian ke Pantai Gading. Pertemuan pertamanya dengan Ikrar. “Kau tidak bosan terus mene

Dia Perempuan Bodoh!

Image
“Sudah berapa lama?” tanya perempuan yang duduk di depanku itu kepadaku. Aku memutar-mutar gelasku dan membuang pandangan ke sisi luar jendela restoran. Pemandangannya indah dan untuk sesaat aku hampir lupa untuk menjawab pertanyaan perempuan berwajah tegang itu. Aku tertawa dalam hati. Dia seharusnya bisa lebih santai karena aku tidak akan lari dari hadapannya. Tidak setelah apa yang telah aku lakukan kepadanya. “Setahun” jawabku singkat tanpa sekalipun memandanginya. Aku berusaha bersikap senyaman mungkin meskipun ada sedikit rasa gentar harus berhadapan dengannya dan duduk di kursi terdakwa.

#Resolusi2013

Image
Kalo taun lalu resolusi saya adalah 3P dan ternyata gagal total, inilah resolusi terbaru saya. Langsung saja tanpa basa-basi...

#DiklatLatsarmil Chapter 3

Hari - 6 (15 Desember 2012) Arrggghhh...hari ini jadwalnya outbond dan tentu saja 'wahana'nya menjulang tinggi. Bagi para akrofobier (tsahhhh...) tentu saja ini adalah cobaan terberat dalam hidup. Dengan sangat terpaksa saya hanya ikut meniti tali dan melewatkan  empat 'wahana' lainnya termasuk flying fox berdiri versi militer. Nyali saya langsung ciut begitu melihat tinggi tempat lepas landasnya. Tidak apa deh tidak dapat nilai. Kali ini saya rela dan ikhlas. Hari ini dapat satu quote dari teman : Letak pembalut di sepatu menentukan cara berjalan seseorang. Haha....

#DiklatLatsarmil Chapter 2

Hari - 3 (12 Desember 2012) Judulnya : mendadak gosong Yap! Hari ini kami seharian latihan PBB di lapangan yang menghadap langsung ke arah sawah (satu-satunya hal menyejukkan di sana) untuk pertunjukan di upacara penutupan nanti. Kami harus menghafal serangkaian gerakan PBB yang sebenarnya cukup melelahkan (cukup apanya, Jenderal??!! Sangat melelahkan!). Belum lagi saat latihan, karena bersamaan dengan gladi bersih upacara pelantikan Caba, kami kami dikagetkan dengan suara tembakan meriam yang berdentum-dentum. Pelatih meneriaki kami 'ndeso!' tiap kali kami berteriak kaget mendengar suara meriam yang serasa mau jatuh di atas kepala. Ya iyalah ndeso. Meriam gitu loh! Kami kan tidak setiap hari dengar suara meriam. Seorang teman tiba-tiba nyeletuk 'gimana sama orang yang tinggal di jalur Gaza ya?'. Kami saja yang yakin meriam itu tidak akan jatuh ke tempat kami tetap saja was-was. Apalagi mereka. Duh :(

#DiklatLatsarmil Chapter 1

Hari - 1 (10 Desember 2012) Jadi, setelah melewati perjalanan yang cukup menghentak dada saat berada di pesawat jurusan Luwuk - Makassar yang berasa seperti sedang naik mobil jurusan Luwuk - Toili dan menghabiskan waktu bengong di bandara Hasanuddin karena cuaca buruk (FYI, Makassar benar-benar gelap diselimuti oleh awan dan diterangi oleh kilat serta disambut oleh petir menggelegar. Oke, tidak penting. Saya seperti petugas BMKG saja), akhirnya menjejakkan kaki kembali di Balai Diklat Pegadaian Surabaya. Malam itu juga semua peserta latsarmil dibagikan peralatan 'tempur' untuk delapan hari ke depan yang terdiri dari :