Posts

Showing posts from January, 2013

Untuk Pengawal-Pengawal Keren Saya

Saya pasti perempuan paling beruntung di dunia. Bagaimana tidak? Saya punya kalian, empat orang laki-laki yang kini saya jadikan pengawal-pengawal saya. Sukarela, tanpa digaji :D Kalian itu pengawal-pengawal keren saya meski kalian lebih banyak membuat saya sebal dan kesal.

(Proyek #30HariMenulisSuratCinta) Ketika Dunia Maya Jauh Lebih Nyata

Image
Itu ketika saya mengenal kalian berdua. Membuat segala struktur maya itu menjadi nyata. Mengubah kalimat ‘bukan siapa-siapa’ menjadi ‘saudara’. Pertama-tama mungkin saya harus berterima kasih kepada orang itu. Ah, tidak perlu saya sebutkan di sini siapa. Pokoknya saya berterima kasih saja karena telah mengenalkan kalian berdua kepada saya meski tanpa disengaja. Siapa sangka di antara sederetan nama-nama yang begitu banyak di daftar kontak email yang dikirimkannya, Sari malah memilih kontak email saya? Dan dia juga tiba-tiba ‘menyuruh’ saya berteman dengan Yani – padahal sedang tidak berangin dan tidak hujan :D Jadi, bagaimana kabar kalian berdua di sana?

(Proyek #30HariMenulisSuratCinta) Untuk Kota Mungil Saya Nun Di Ujung Timur

Image
Saya pernah bilang, berkali-kali malah, kalau kamu selalu membuat saya jatuh cinta. Berkali-kali, berulang kali. Cinta yang berbeda setiap harinya. Kamu selalu punya banyak wajah baru yang membuat saya selalu betah untuk tinggal, berlama-lama menyesap udara senja di tepi dermaga atau melamun memandangi matahari terbit di sebuah teluk. Apalagi yang bisa lebih indah dari dua waktu istimewa itu bila disandingkan dengan kecantikanmu? Saya begitu mengenalmu, sebaik saya mengenal setiap lekuk pikiran saya. Bahkan jika saya menutup mata dan berjalan menyusurimu, saya yakin saya tidak akan tersesat sedikit pun. Kamu telah menjadi bagian hidup saya di awal dan semoga hingga akhir.

(Proyek #30HariMenulisSuratCinta) Untuk Tuan Pemilik Segala Hal Yang Saya Kagumi

Berbulan-bulan yang lalu, banyak sekali bilangan bulan, saya sering menulis banyak hal untuk dirimu. Banyak sekali. Kemudian tulisan-tulisan tentangmu berhenti mengalir dari jemari saya. Karena saya sadar, saya tidak akan pernah membiarkanmu membaca tulisan-tulisan itu. Biarlah ini jadi tulisan terakhir yang saya buat untukmu. Sebagai penutup, penanda bahwa semuanya memang telah berakhir.

Prestise

Image
Aku selalu berada di antara orang-orang yang harus dipilih. Dan selalu pula aku menjadi orang yang tidak dipilih, orang yang kalah. Keheningan kali ini terasa lebih menyakitkan daripada biasanya, daripada sebelum-sebelumnya. Dia tidak ingin berbicara lebih banyak dan aku tidak ingin mendengar hal apapun lagi darinya. “Aku mengejarnya kemarin, begitu saja, di jalanan ramai nyaris tertabrak mobil. Sesuatu yang sangat besar mendorongku untuk mengejarnya dan ingin rasanya aku menangkap tangannya. Aku ingin bilang agar dia jangan kemana-mana lagi, tidak sekarang maupun besok. Mendadak rasa takut kehilangannya menghantuiku, rasa yang sebenarnya sejak dulu telah ada tapi enggan menunjukkan eksistensinya di dalam kepalaku. Dan ketika dia benar-benar berkata dalam diriku untuk jangan pernah membiarkan perempuan itu pergi, perempuan itu nyaris pergi, sehingga aku harus mengejarnya, menimbulkan sedikit keributan di jalanan, jadi tontonan. Perempuan itu memandangku dengan wajah sebal

Untuk Kamu (Yang Entah Siapa)

Image
Saya berdoa Ya, tentu saja saya berdoa Agar doa itu menjadi benang merah yg menautkan saya dan kamu... Kita Pada pertemuan ke berapa saya dan kamu akan sama-sama menyadari, Kalau salah satu dari kita adalah penyebab mengapa salah satu yang lainnya ada Pertemuan pertama? Kedua? Ketiga? Atau saya dan kamu malah tak akan pernah menyadarinya hingga semesta menjadi sebal dan merasa perlu membantu saya dan kamu untuk saling menemukan Ah...maksud saya kita

Rumah

Image
Ketika kita tertawa untuk hal yang sama dan menangis untuk hal yang sama, itu adalah rumah bagiku Ketika kita nonton sepak bola bersama, meski mendukung tim yang berbeda, saling memanas-manasi, saling membanggakan tim yang didukung, itu adalah rumah bagiku

Perjalanan Kilat Bromo - Malang

Image
Saya sampai lupa menulis tentang Bromo saking senangnya hidup tersiksa selama delapan hari di Puslatdiksarmil berakhir -,-" Malam itu juga, selesai malam akrab, tanpa berlama-lama kami langsung angkat kaki dari barak. Meski capek dan ngantuk sama sekali tak menyurutkan niat kami untuk cepat-cepat menyingkir dari sana. Saya juga harus mengubah rencana yang awalnya akan bepergian sendiri ke Bromo dari Bungurasih ke Probolinggo dan lanjut ke desa Cemoro Lawang kemudian mencari penginapan di sana karena teman-teman yang mendadak mau ke Bromo ingin pergi malam itu juga. Maka semuanya serba mendadak, membuat kami tak memiliki banyak pilihan.

Keuangan Pegawai Lajang VS Pegawai Berkeluarga

Image
Sejak dulu hal ini sudah nyangkut-nyangkut di benak saya dan hendak saya analisa lebih dalam lagi tapi selalu tidak berkesempatan (entah itu karena saya sedang malas bertanya dan menganalisa mungkin). Jadi kemarin saya membaca artikel mengenai keuangan perempuan dan bagaimana agar mereka bisa menabung. Akhir-akhir ini saya sedang menyukai artikel mengenai keuangan setelah menonton wawancara Ligwina Hananto di M*tro TV sekitar setahun yang lalu. Saya merasa kepayahan mengatur keuangan saya dan mulai mengikuti sarannya untuk mencatat setiap pengeluaran kita sampai hal paling kecil agar bisa dikalkulasi di akhir bulan kemana saja uang kita terbang melayang dan cara menyiasatinya untuk pengeluaran di bulan selanjutnya. Dan err...hal itu hanya berjalan sebulan saja *ditabok penasihat keuangan*