(Proyek #30HariMenulisSuratCinta) Untuk Tuan Pemilik Segala Hal Yang Saya Kagumi

Berbulan-bulan yang lalu, banyak sekali bilangan bulan, saya sering menulis banyak hal untuk dirimu. Banyak sekali. Kemudian tulisan-tulisan tentangmu berhenti mengalir dari jemari saya. Karena saya sadar, saya tidak akan pernah membiarkanmu membaca tulisan-tulisan itu.

Biarlah ini jadi tulisan terakhir yang saya buat untukmu. Sebagai penutup, penanda bahwa semuanya memang telah berakhir.

Saya mengagumi banyak hal, dan semua hal yang banyak itu ada padamu. Saya bahkan mengagumi sandal kebesaran punyamu yang saya pinjam waktu itu. Atau pandangan matamu yang buru-buru kamu alihkan ketika saya memergokimu sedang memandangi saya. Atau bahkan sapaan ramah setiap pagi yang selalu saya dapatkan untuk memulai hari-hari saya.

Meski semua hal itu telah berakhir, segala hal yang saya kagumi masih selalu ada pada dirimu. Meski kamu memutuskan untuk tidak mencintai saya, tapi mendoakanmu bahagia adalah kado terbaik yang bisa saya berikan untukmu di hari pernikahanmu.

Yah, saya memang tidak yakin bisa mendokanmu dengan tulus sementara saya pernah berharap begitu banyak dapat berada di posisi perempuan itu. Tapi paling tidak saya telah berhasil mengatakannya di dalam hati kepada Tuhan, bahwa bahagiamu cukup untuk mengganti semua sedih dan kecewa yang saya rasakan.

Dan sendalmu, bolehkan saya memilikinya, Tuan?

Kamu pemilik segala hal yang saya kagumi. Untuk yang ini, saya tidak berniat memilikinya lagi.

Dari Senja untuk Pagi.

Proyek #30HariMenulisSuratCinta Hari ke-15

Comments

Popular posts from this blog

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Antara Pierre Tendean dan Hiruk Pikuk Jalanan Di Depan Kantor

Saya dan Soe Hok Gie