Antara Pierre Tendean dan Hiruk Pikuk Jalanan Di Depan Kantor


Kamis, 21 Oktober 2010
Di dalam kantor UPC Hasanuddin pukul 09.43, disertai suara hiruk pikuk jalanan depan kantor

Kalau diingat-ingat, aku sudah lupa kapan terakhir kali aku mengisi blog ini. Benar-benar seorang penulis yang parah, jika kehilagan ide dan mood maka aku akan berhenti menulis sampai berbulan-bulan lamanya. Dan itu yang aku rasakan tahun kemarin, hanya ada beberapa cerpen yang berhasil aku tulis, itu pun cerita yang lumayan payah untuk dibaca orang lain.
Jadi, let’s start with something new...

Masih ingat dengan pelajaran sejarah yang diajarkan kepada kita saat masih SD-SMP-SMA? Dulu aku sangat menyukai pelajaran sejarah, tidak tahu juga sih kenapa. Pokoknya suka aja kalau membahas masa lalu, suka lihat foto-foto orang jaman dulu, suka membayangkan hidup di jaman kerajaan, pokoknya sejarah selalu menjadi pelajaran favoritku (lepas dari guru yang mengajarkannya menarik atau tidak)
Salah satu pembahasan yang paling aku suka adalah Pemberontakan G-30-S/PKI atau biasa disebut GESTAPU. Kenapa? Mungkin karena dulu sering diputar filmnya setiap tanggal 30 September malam (meskipun aku tidak pernah nonton filmnya dengan lengkap, karena keburu takut dengan musik latarnya dan pengambilan gambarnya yang gelap dan suram), atau karena hingga saat ini kejadian G-30-S masih menjadi misteri (aku suka misteri dalam sejarah, apalagi kalau menyangkut teori konspirasi).
Meskipun menurutku dulu itu adalah film terkejam yang pernah ditayangkan, banyak orang yang menontonnya. Bahkan sekarang pun film itu masih dibahas, aku sendiri pun masih ngeri jika mendengar nama PKI disebut-sebut. Kekejaman mereka di dalam film itu terlalu tidak manusiawi kalau tak bisa dibilang ‘binatang’. Belakangan terdengar kabar kalau itu hanya film propaganda pemerintah yang berusaha membelokkan fakta dan menyalahkan PKI habis-habisan sehingga tindakan mereka ‘membersihkan’ para antek-antek PKI mendapat pembenaran dari publik.
Aku sebenarnya berusaha bersikap netral, membayangkan kalau pembantaian para jendral itu adalah ulah mantan Presiden Soeharto rasanya terlalu ‘keterlaluan’. Bagaimana kalau melihat saja ke arah bukti yang ada? Kenyataan kalau ke-7 Pahlawan Revolusi itu dibunuh dan dibuang di Lubang Buaya dengan bentuk mayat yang sudah tak karu-karuan jelas menunjukkan kalau mereka diperlakukan dengan kejam, lepas dari siapapun dalang di balik pembantaian ini.
Dan yang membuatku suka dari pembahasan tentang G-30-S waktu itu adalah Pierre Tendean. Hehe...namanya juga anak-anak, apalagi memang diantara gambar pahlawan revolusi, Pierre Tendean terlihat menonjol...gantengnya. Wuih...makanya dulu semangat banget kalau menelusuri kisah pembantaian ini.
Sebenarnya sudah lama aku punya ide membuat sebuah kisah berlatar belakang tahun 1965, semacam fanfict yang tokoh utamanya adalah Pierre Tendean. G-30-S hanya akan jadi latar belakang, tapi kisah utamanya ya Pierre, tentang kisah hidupnya saat jadi ajudan Pak Nas dan tentu saja tentang siapa wanita yang berhasil menarik hati sang Kapten (benar kan pangkat terakhir Pierre Tendean adalah Kapten (Anumerta)?). Baru sekarang aku mencoba menuliskan ide itu ke atas halaman word-ku, sehingga aku mencari data-data sebanyak mungkin tentang Pierre Tendean.
Di luar dugaan, ternyata datanya mudah didapatkan meskipun hanya itu-itu saja, kisah sejak Pierre kecil tertarik masuk di dunia militer hingga akhirnya dia terbunuh di usia yang masih sangat muda, 26 tahun. Aku bisa mengumpulkan beberapa informasi tentang beliau dari sebuah grup FB Pierre Tendean Fans Club, dan amat salut dengan informasi-informasi kecil namun berharga yang mereka kumpulkan.
Beberapa fakta yang terlewatkan dan coba aku rangkum di sini.
1. Ada sebuah ungkapan dari para mahasiswi universitas tempat Pak Nas (Jendral A.H Nasution) memberi ceramah. “Telinga kami untuk Pak Nas, tapi mata kami untuk ajudannya” (mencoba membayangkan bagaimana reaksi sang kapten kalau mendengar ungkapan ini? Sebegitu keren kah dia?)
2. Jika ada lomba olah raga antar kampus, Pierre sering masuk tim basket. Ini membuat dia dikenal oleh banyak mahasiswi yang menonton.
3. Ternyata bukan hanya karena fisiknya saja yang membuat banyak pengagumnya, tapi sikap disiplinnya, kecerdasannya, keberaniannya, dan kesopanannya yang membuat dia jadi rebutan 3 orang jendral untuk dijadikan ajudan, dan Pak Nas-lah yang berhasil mendapatkannya.
4. Pierre sangat dekat dengan keluarga Pak Nas, sudah dianggap adik sendiri oleh Pak Nas, dan sering bermain dengan Ade Irma Suryani Nasution, termasuk memberikan hadiah coklat tiap harinya kepada Ade, dan kakaknya Yanti.
5. Ternyata saat bertugas di Medan, seorang wanita Medan bernama Rukmini Chaimin berhasil membuat Pierre jatuh cinta. Sebenarnya mereka merencanakan untuk menikah di tahun 1965 dan sudah bertunangan. Sayangnya pernikahan yang dijadwalkan bulan Nopember 1965 harus batal karena Pierre terbunuh satu bulan sebelumnya.
6. Pierre tak suka menonjolkan diri (meskipun dengan segala kelebihannya membuatnya menonjol dengan sendirinya -_____-“) dan tak suka hanya menjadi orang staf yang duduk di belakang meja. Karena itulah dia kurang suka menjadi ajudan dan ingin meminta jabatan baru 1 tahun setelah dia menjabat menjadi ajudan.
7. Ibunya, Nyonya Cornel yang meminta agar Pierre ditarik dari garis depan karena khawatir. Pierre adalah satu-satunya anak laki-laki di keluarga mereka dan yang paling dibanggakan karena prestasinya itu. Ibunya meninggal setahun kemudian setelah kematian Pierre saking sedihnya kehilangan sang anak kebanggaan.
8. Kabarnya hubungan Pierre dengan Rukmini Chaimin sebenarnya kurang disetujui oleh keluarga Pierre. Entahlah, tapi mungkin karena alasan yang sangat umum.
9. Akhir hidup yang sangat ironis. Sebenarnya tanggal 30 September Pierre sudah menyerahkan tugasnya kepada salah seorang rekannya, karena esok harinya dia akan ke Semarang merayakan ulang tahun ibunya yang jatuh tanggal 1 Oktober. Sebelumnya dia juga bercerita kepada iparnya kalau dia akan menikah. Sayangnya karena penculik salah tangkap, mereka mengira Pierre adalah Pak Nas dan membawanya ke Lubang Buaya. Sampai di Lubang Buaya para penculik sadar kalau mereka salah orang, tapi masih tetap membunuh Pierre.
10. Ny. Mitzi, kakak Pierre mencari tahu tentang kematian adiknya dan menemui para pembunuh di tahanan. Seorang wanita bernama Djamilah yang saat itu ikut membantai para Jendral berkata tentang Pierre “sorot matanya sangat tajam dan menusuk. Aku tak akan pernah bisa melupakannya”

Ah, aku teralu banyak menulis kali ini.
Sudah jam 10.35...tapi belum juga ada nasabah dan kerjaan, mungkin aku akan menulis yang lain lagi. Bagaimana kalau tentang cuaca? Menarik tidak? Hehe...aku hanya bercanda.

Comments

  1. well, aku juga nge-fanz bgt ma Pierre Tendean, dr jaman SD dlu, habisnya dia yg paling muda n ganteng siiih... nice post sist, tahu lebih banyak tntang personality-nya Pierre.. May God bless his soul.

    ReplyDelete
  2. oiya, mengenai Djamilah, bukannya “sorot matanya sangat tajam dan menusuk. Aku tak akan pernah bisa melupakannya” adalah pendapat Mitzi mengenai Djamilah ya..., bukannya pendapat Djamilah tentang pierre.

    ReplyDelete
  3. ntu foto'a dmna ?? sma siapa??

    ReplyDelete
  4. Lezian : Oh, iya. Benar. Bukan pendapat Djamilah tentang Pierre Tendean, tapi pendapat Mitzy tentang Djamilah. Terima kasih buat koreksinya :)

    Anonim : Itu foto Pierre Tendean sama Ibu Mitzy kakaknya dan Ibu Rooswidiati, adiknya.

    ReplyDelete
  5. Saat meninggal Piere Tendean sudah bertunangan dengan seorang wanita cantik berdarah menado, Sarjana Psikologi UI (bukan Rukmini). Sampai saat ini tunangannya masih hidup dan tetap hidup single. Dia sangat dekat dengan Ibu A.H. Nasution, dan mereka masih sering berhubungan.
    Jadi, kalau mau tahu lebih rinci mengenai pribadi Piere Tendean (atau tunangannya), bisa tanyakan langsung ke Ibu A.H. Nasution.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi di banyak dokumen yang saya baca..nama rukmini chaimin yang sering disebutkan sebagai kekasih pierre tendean bahkan foto rukmini sendiri ada dalam salah satu dokumen museum pancasila sakti.adakah informasi yang lain mengenai kekasih pierre tendean ini?

      Delete
    2. ibu Nasution sudah wafat pada 2008, bagaimana bisa bertanya langsung? Mungkin bisa bertanya pada Yanti, putri beliau ya.

      Delete
  6. pierre tendean fans club ? di fb ya? saya cari koq ga ada ya? saya mau ikutan gabung :D, karna saya sangat suka skali dgn pahlawan yang satu ini :)

    ReplyDelete
  7. Iya, Kapten (Anumerta) Pierre Andreas Tendean Fans Club nama grupnya. Coba di cek lagi :)
    Atau Pierre Andries Tendean. Itu fanpage-nya.

    ReplyDelete
  8. haiiii... sy tika. sy dr kecil jg cintaaaaaaaaa bgt deh om pierre. smp pny foto om pierre sy ambil dr buku sejaraj wkwk.. n sy jg dlu sllu ntn film g30spki.. ngeri nontonnya diem2.. ohya btw sbnernya sy sdh 3hr ini browsing terus ttg kabar pesawat malaysia mh370 yg hilang.. ehhh malah nyantol d blog ini hihi... tp seruuu gw demeen bgt!! ohya sy kuliah d psikologi unjani cimahi bdg. kbetulan dekan psi kami adalah bu ruri (nma akrab beliau) beliau adalah anak jenderal ahmad yani.. anak nomer brp yaaa lupa sy. wktu kpn hari kami study tour k dispsiau lalu lanjut k lubang buaya. wktu itu penjaga blm tau kl bu ruri anak dr jend ahmad yani.. trz lucu deh bu ruri tny2 ini itu k penjaga seolah2 pengunjung kbanyakan. eeh d lubang buaya iti ada sebuah teater semacam bioskop gt bs liat film g30spki dan ga sembarangan org2 yg bs masuk stu. nah pas penjaga tau bhw bu ruri adalah anak dr jend ahmad yani. whuaaaaah asiik kami di service abis2an. kami boleh ntn theaterny pluss dsuguhi minuman bhkan tuh pegawai jd guide kami slma d lobang buaya.m okaay kmbali lg k om pierre hehw... dstu pan ada ya jacket om pierre dr bhn kulit. rasany pgen gw comot saking gw ngefaaans bgt sm doi hihi... lalu ada miniatur rumah dll.. yaah seru mnurut gw.. smp skg gw msh suka liat artikel2 pierre tandean. eeh nemu blog ini jg dpt info. mksh bgt yah ♡ ohya skg gw ud nikah dgn seorg perwira AD dr akmil.. tp bukan krn gw ngefans sm om pierre loh.. hrhee.. mmg jodoh ajah ktemu laki d FB wkwk..ohya smp lupa salam kenal yaa dan mohon maaf jika ada kata2 yg myinggung.. #warmest regard to bu ruri / bu indria dekan fak psikologi kami dulu d univ jend achmad yani... loveee youuu ibuuuuu!!

    ReplyDelete
  9. yaampun, ternyata bukan aku doang yang tergila gila sama Pierre Tendean, rasanya kasian gitu masih muda, cogan pulaa, he was gone too soon��, thanks buat infonya yaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Saya dan Soe Hok Gie