Posts

Showing posts from March, 2012

Ini Hanya Masalah Selera Kok

Image
Tiap orang punya selera masing-masing (hal yang telah saya ulang-ulang di setiap tulisan dalam blog saya), termasuk selera dalam memilih pasangan. Standarnya sih sudah ada, dari hadits Nabi yang memerintahkan kita untuk mencari pasangan karena agama dan akhlaknya. Tapi aplikasinya kan bisa saja beda-beda. Termasuk…ya…masalah menentukan kriteria pasangan itu. Saya termasuk orang yang tidak terlalu kaku dalam menentukan kriteria. Maksudnya tidak harus pintar lah, tidak harus keren lah, pokoknya tidak ada standar tertentu. Mau dia pendiam, serius, pelawak, pemarah, jutek, terserah dah. Yang penting dia itu memang jodoh saya. Selera saya termasuk relatif dan bisa saja bertolak belakang dengan orang lain. Meskipun begitu, ada nih sedikit tipe-tipe saya. Standar lah...Tapi sekali lagi, ini tidak mutlak.

Tentang Cinta Yang Diam & Menunggu

Image
Sesungguhnya sekeras apapun kita berusaha untuk menjaga hati kita, kadang kita tak menyangka ada celah yang terbuka dan membiarkan rasa itu menyelinap ke dalam sana. Atau rasa itu sendiri yang berusaha kerasa menggerus hati kita semili demi semili sampai akhirnya dia berhasil membuat jalan untuk masuk ke dalam sana. Kita semua berada di luar kuasa untuk mencegahnya. Tak ada cinta sebelum pernikahan, meskipun saya sendiri tak tahu bagaimana kita bisa memutuskan untuk menikah jika cinta itu tidak ada di sana. Ah, baiklah. Mungkin cinta itu memang belum ada, tapi keinginan untuk mencinta itu telah ada, paling tidak dia telah menyapa saat nadzar terjadi atau saat ta’aruf dijalani. Keinginan untuk bersama dengannya telah ada, meski kita masih belum tahu, apa bisa kita mencintainya?

I Don't Wanna Miss A Thing

Image
Someday when we meet (I'm sure we will), I don't wanna miss even a little thing of you I'll like your smile, I'll like your laugh I'll like your voice when you say my name I'll like everything about you My McBright's comet --------------------------------------------------------------------------------------------------------

Teach Your Children Well

Image
Saya sebenarnya agak ngeri kalo liat ibu-ibu yang memarahi anaknya di depan orang banyak atau di tempat umum, sampai dibentak-bentak dan dipukuli. Bahkan ada yang anaknya nangis karena dipukuli malah terus dipukuli supaya dia mau diam. Gimana ceritanya? Anaknya nangis karena dipukuli masa mau diam dengan dipukuli? Ada-ada aja -______-“ Actually, saya bukan ahli pendidikan anak maupun psikolog anak. Tapi ya kalau bisa janganlah memarahi anak-anak kita di depan umum. Secara tidak langsung kita sudah menjatuhkan mental anak kita dan membuatnya menjadi orang yang penakut di depan umum. Yah, maksud saya, dia akan menjadi orang dengan kadar percaya diri yang rendah karena dia sudah sering direndahkan oleh orang tuanya sendiri di depan banyak orang. Memarahi seseorang itu haruslah secara sembunyi-sembunyi. Jika dilakukan di depan orang banyak, itu penghinaan namanya.

Seberapa sensitif kah kita?

Image
Kalau kata Oom Mario, orang yang sensitif itu bagus karena dia juga akan sensitif dengan keadaan sekitarnya. Saya termasuk orang yang punya daya sensitivitas yang lumayan tinggi. Sensitif kalau ada orang salah ngomong sama saya, sensitif kalau saya salah ngomong sama orang dan sederet sensitivitas lainnya yang sama sekali tidak ada bagus-bagusnya. Jadi, seberapa sensitifnya kita? Coba kita tanyakan pada diri kita sendiri. Cobalah menengok apa yang sedang terjadi dengan hati kita. Masih jernihkah atau telah menghitam karena dipenuhi titik-titik dosa? Apakah kita masih sensitif melihat anak-anak kecil kurus berjalan di tepi jalan memanggul karung dan mengais-ngais sampah?

Love At The First Sight

Image
I absolutely disagree with this statement. There isn’t love at first sight because love needs process. You can’t say that you’re in love already without knowing who is he, what’s his job or is he still single? Dulu… jaman sinetron Tersanjung 1 (Tersanjung pertama loh ya. Bukan Tersanjung 6) saya masih percaya dengan ungkapan itu dan masih sering menjadikannya tema sentral cerpen-cerpen abal-abal saya. Tapi seiring berputarnya roda waktu (ce elah bahasanya) dengan kata lain semakin bertambahnya usia saya di muka bumi ini, ungkapan ‘cinta pada pandangan pertama’ itu malah terdengar…err… tidak masuk akal.

Labilnya Saya

Image
Ternyata saya pernah menjadi remaja labil. Puncak-puncaknya itu pas jaman SMP, jaman Westlife - Jerry Yan - Tom Felton - Orlando Bloom. Percayalah, saat itu usia saya masih 12-13-14 tahun dan kita semua tahu itu adalah tahun-tahun terberat bagi seorang abege putri seperti saya ini. Meskipun sebenarnya saya tidak habis pikir kenapa saya rela fotokopi majalah edisi Westlife gara-gara kehabisan majalahnya -________-"   Baiklah, let's start with my first year at junior high school Saat itu masih tahun 2000-an. Lagi kenceng-kencengnya grup band Sheila on 7 dan tentu saja....jeng...jeng... yap! Westlife. Bryan, Mark, Nicky, Shane dan Kian. Ke 5 orang itu berhasil membuat saya jadi abege labil gegara lagu-lagunya yang rata-rata lagu lawas yang dinyanyiin ulang sama mereka (cover version kalo tidak salah istilahnya. Wes, gak ngurus :p). Di antara mereka ber-5 saya paling suka Bryan hanya gara-gara dia punya potongan rambut mirip Leonardo Dicaprio yang belah tengah itu. Oh my

Maryam

Image
Usianya 5 tahun ketika pertama kali aku mengenalnya. Aku menjadi sahabat abangnya saat aku duduk di bangku kelas 5 SD – saat itu usiaku sepuluh tahun – dan aku sering datang bermain ke rumahnya. Abangnya amat menyayangi adik satu-satunya ini sehingga dia selalu dibawa-bawa kemanapun kami bermain. Main sepak bola di lapangan ujung kampung – dia dibonceng naik sepeda oleh abangnya, main layangan, main kelereng, main PS, main di sungai, menyusun puzzle di rumahku, pokoknya kemanapun kami pergi dia selalu ikut, duduk manis di boncengan sepeda abangnya. Beranjak kuliah, aku masih tetap bersahabat dengan abangnya, masih sering datang ke rumahnya tapi tak berani lagi menggodanya seperti dulu-dulu. Tak berani lagi menggelitiki pinggangnya seperti saat dia masih suka ngompol di sofa ketika menemani kami belajar. Aku bahkan kini tak berani lagi memandangi raut wajahnya terang-terangan. Dia selalu menunduk setiap kali lewat di depan kami, seolah-olah khawatir tali sepatunya akan lepas set

3G : Gara-gara Gayus

Image
Ini hanya dugaan saya saja. Mungkin gara-gara Gayus bisa buat Paspor kaya mau buat telur dadar - alias sangat gampang - makanya sekarang pembuatan paspor benar-benar diperketat. Pertama saya masuk ke Kantor Imigrasi Kls. I Palu dan menghampiri loket 1 (pengajuan paspor WNI), yang lebih dulu diminta adalah KTP saya. Terus KTP saya itu dibaca-baca, dibolak-balik sampai akhirnya petugas imigrasi itu melihat foto di KTP saya. Wajahnya mengerinyit, melihat sekali lagi foto itu. Setelah jeda waktu melihat foto di KTP yang menurut saya cukup memakan waktu yang tidak sebentar, petugas imigrasi di loket pertama itu pun memandangi saya. Dengan nada (agak galak) dia bertanya foto itu diambil tahun berapa. Saya, melongo dong.

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Image
Pierre Tendean Lagi... cerita tentangnya tak akan pernah habis, selalu. Iseng-iseng mencari tweet-tweet tentang Kapten dan nemu sebuah akun yang lagi membahas tentang beliau. Sebenarnya tweetnya itu sudah lama, bulan Oktober tahun lalu. Tapi kebetulan sekali hari ini tweet tentang Pierre dilanjutkan lagi. Ini nih akun twitternya @abiebesman  

Test Kepribadian

Image
Baru saja saya mengikuti test kepribadian di  sini . Entah kenapa saya tiba-tiba ingin mengetahui kepribadian seperti apa yang saya miliki. Ada 4 kepribadian manusia; koleris, melankolis, sanguinis dan plegmatis. Ternyata saya berkepribadian melankolis -______-" Iya juga sih. Setelah saya membaca penjelasan tipe orang berkepribadian melankolis saya menemukan paling tidak 90% kesamaannya dengan karakter saya.

Untuk Para Feminis (Liberal)

Image
Saya lagi gemas! Gemassss sekali. Kenapa? (ceritanya ada yang nanya) Jadi begini… tau JIL? Tau kan? Tau kan? Tau antek-anteknya kan? Tau??? Kalau masih ada yang belum tau, JIL itu Jaringan Islam Liberal (eyyalahh…Cuma singkatan doang). Lebih khususnya, JIL itu kelompok orang yang menafsirkan syariat Allah seenak kepingan otak mereka sendiri. Pokoknya kalau ada syariat yang memberatkan, ditentang! Syariat yang menyenangkan, didukung abis-abisan itu pun masih dipreteli sana-sini. Sudah ah, kalau bicara JIL bawaannya esmosi selalu. Padahal kata dokter saya, saya tidak bisa terlalu emosi karena berpengaruh pada daya saing dan daya tarik saya (ape inih???)

Hijab

Image
Ada satu masalah tentang hijab yang sangat ingin saya bahas. Karena blog saya ini adalah jurnal pribadi online saya, jadi saya akan membahasnya dari sudut pandang saya sendiri, dengan sangat subjektif. Maaf. Setuju dan tidak setuju, monggo…itu hal biasa. Tapi sekali lagi, karena ini jurnal pribadi saya jadi terserah saya dong mau berpendapat seperti apa :p *kidding me *mari menghargai perbedaan

Hugo, A Beautifull Movie

Image
"I'd imagine the whole world was one big machine. Machines never come with any extra parts, you know. They always come with the exact amount they need. So I figured if the entire world was one big machine. I couldn't be an extra part. I had to be here for some reason. And that means you have to be here for some reason, too." -Hugo Cabret-

Koh Acong

Image
Dari balik kaca jendela toko yang berdebu, aku bisa melihat bapak itu. rambutnya yang kelabu, tubuhnya yang sedikit bungkuk, keriput yang saling tumpang tindih di wajahnya, juga tumpukan segala rupa macam barang yang dijual – khas toko orang tionghoa yang ada di kotaku. Tubuhnya terkepung oleh etalase toko berkaca kusam yang isinya obat-obatan dari cina dengan segala bentuk dan rupa – tapi lebih banyak bentuk pilnya. Juga lemari-lemari kayu tinggi dengan banyak rak tempat memajang segala sesuatu yang sudah tua, sama persis dengan si pemilik toko. Kau akan takjub jika melihat barang-barang yang dijualnya, sama sekali tidak berkaitan satu sama lain. Obat-obatan cina, bola tenis, bola pingpong, paku, palu, roda sepeda yang digantung, macam-macam ukuran dan jenis pipa dan selang, kaleng-kaleng cat, bahkan jika aku tidak salah lihat, ada tumpukan karung beras di bagian belakang toko. Sebuah Toko bangunan yang merangkap toko kelontong. Aku tidak segera masuk ke dalam toko itu. Kubi

Sore Milik Pantai

Image
Todd memandangi punggung gadis berkerudung itu. Kain kerudung berwarna hijau pudar milik gadis itu berkibar-kibar tersapu angin pantai. Dia duduk dengan diamnya di atas sebatang pohon tumbang yang daunnya masih juga belum rontok semua. Hijau kecoklatan dipermainkan ombak pantai yang sesekali mencapai pohon itu. Seperti biasa selama sebulan terakhir di senja seperti ini Todd akan menemukan gadis itu di pantai. Mereka memanggilnya Pantai. Dia baru saja kehilangan segalanya. Segala-galanya. Keluarganya yang entah beranggotakan berapa orang, harta bendanya, bahkan suara dan ingatannya. Yang tersisa darinya hanyalah bulir-bulir air mata yang selalu mengalir setiap kali senja tiba entah karena apa. Dan hanya dengan duduk di pantai memandangi lautan biru luas yang telah merampas segala darinya itu yang bisa membuat Pantai berhenti menangis. Dia akan duduk di sana sejak selepas ashar dan akan kembali ke rumah sakit saat waktu maghrib tiba. Dua jam dia hanya akan memandang kosong bata

Drama Anak Kost

Image
Rumah Kost Bethesda tampak depan :D Akhirnya, setelah tiga tahun hidup di rumah sendiri, saya akhirnya mendapat restu sang bunda untuk belajar mandiri dengan hidup di kost. Tentu saja pilihan kost-an pertama saya adalah kost-an Dewi karena dulu dia sudah pernah menawarkan untuk tinggal dengannya setelah kakaknya pindah ke Palu. Kost-an Dewi lumayan besar. Ada dua kamar tidur, ruang tamu, ruang nonton, dapur dan kamar mandi. Tempatnya juga cukup strategis, tidak jauh dari kantor saya dan tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga suasana kost-annya nyaman dan tenang. Dan seperti yang sudah-sudah, jadi anak kost – apalagi beramai-ramai itu sangat seru! Waktu saya baru pindah, kebetulan di kost ada teman Dewi yang datang dan tinggal selama tiga hari. Namanya Lastri. Pintar masak dan rajin masak. Jadilah asupan gizi kami sebagai anak kost sedikit terangkat derajatnya dengan hadirnya seorang Lastri yang memasakkan berbagai macam makanan untuk kami. Apalagi Lastri tidak b

Embun

Image
Close your eyes and I’ll kiss you, tomorrow I’ll miss you Remember I’ll always be true And then while I’m away, I’ll write home everyday And I’ll send all my loving to you -The Beatles , “All My Loving”- Aku tidak suka dengan bandara, karena dia adalah tempat yang melegalkan perasaan kehilangan setelah perpisahan. Aku benci dengan deretan dinding kaca panjang di ruang tunggu, seorang petugas kebersihan yang setiap jam menyemprotkan cairan pembersih kaca dan melap kaca itu sehingga orang tidak akan sadar kalau ada dinding kaca di sana. Aku juga benci dengan suara seorang wanita di interkom, mengabarkan jadwal keberangkatan berulang-ulang dengan dua bahasa, seolah para penumpang peduli dengan apa yang dia katakan. Menunggu dan kehilangan adalah dua hal yang sangat aku benci – dua hal yang disediakan dengan tak terbatas oleh bandara, oleh deretan kursi tunggu yang penuh dengan calon penumpang. Oleh sapaan datar para petugas check-in, oleh bujukan setengah memaksa para ga

Tak Ada Satu Tanpa Dua

Image
Allah tak pernah menciptakan satu tanpa dua Seperti menciptakan kamu tanpa aku Atau menciptakan hatiku tanpa mencintai kamu Ada begitu banyak alasan Seratus, seribu bahkan sejuta Bahwa bukan kita, tapi tetap saja aku dan kamu Tapi aku punya satu alasan Satu saja Untuk mengubah aku dan kamu menjadi kita Agar aku bisa melihat senyuman polos itu Atau wajah lugu yang lucu itu Atau...? Ternyata banyak juga ya alasanku :p

Letter to Allah

Image
Surat untukmu, Allah Aku lelah bercerita banyak kepada makhluk-makhlukMu yang lainnya. Dan hanya kepadaMu aku tak ingin lelah Allah, Apakah perubahan selalu memaksa diri kita untuk jadi berbeda? Untuk mengganti sudut pandang kita dan memahami hal dari cara yang tak biasa? Apakah perbedaan adalah hal yg absolut dalam sebuah perubahan? Kenapa tiba-tiba semuanya terasa asing? Bahkan matahari pun terlihat berbeda dari sini.