Teach Your Children Well
Saya sebenarnya agak ngeri kalo
liat ibu-ibu yang memarahi anaknya di depan orang banyak atau di tempat umum,
sampai dibentak-bentak dan dipukuli. Bahkan ada yang anaknya nangis karena
dipukuli malah terus dipukuli supaya dia mau diam. Gimana ceritanya? Anaknya
nangis karena dipukuli masa mau diam dengan dipukuli? Ada-ada aja -______-“
Actually, saya bukan ahli
pendidikan anak maupun psikolog anak. Tapi ya kalau bisa janganlah memarahi
anak-anak kita di depan umum. Secara tidak langsung kita sudah menjatuhkan
mental anak kita dan membuatnya menjadi orang yang penakut di depan umum. Yah,
maksud saya, dia akan menjadi orang dengan kadar percaya diri yang rendah
karena dia sudah sering direndahkan oleh orang tuanya sendiri di depan banyak
orang. Memarahi seseorang itu haruslah secara sembunyi-sembunyi. Jika dilakukan
di depan orang banyak, itu penghinaan namanya.
Banyak nasabah yang datang ke
kantor membawa anaknya. Ada yang anaknya nakal minta ampun luar biasa, sampai
lari-larian di ruang kerja saya, tapi ibunya tetap sabar menghadapinya dan
memanggilnya dengan lembut. ‘sini nak, sayang’ atau dipanggil ‘jangan lari-lari
nak, sayang’. Pokoknya nada suaranya itu lembuuuuut sekali. Saya sampai takjub
sama ibu itu. Sabarnya luar biasa. Padahal anaknya sudah jejeritan tidak jelas
di ruang kerja. Tapi ada juga ibu-ibu yang anaknya gerak sedikit saja langsung
dibentak-bentak. Galak amat jadi ibu. Cuma narik rok ibunya sedikit saja sudah
dibentak, malah ada yang dicubit. Saya yang liat jadi kasihan sama anaknya.
Anak kecil gitu tau apa coba? Taunya kan Cuma main dan tidak mau jauh-jauh dari
ibunya. Tapi kalau ibunya udah kaya monster gitu gimana dia mau terbuka dan
dekat sama ibunya?
Pernah saya jadi panitia seminar
pendidikan anak. Nyesal deh kenapa sepanjang seminar saya Cuma kesana kemari
nyari camilan dan ngobrol dengan teman-teman panitia yang lain. Jadi saya hanya
sempat dengar satu hal, pujian. Pujian ternyata memiliki efek yang cukup besar
buat si anak karena mereka masih polos dan selalu percaya pada apa yang
dikatakan orang lain, apalagi orang tuanya. Jadi jika kita memuji mereka,
kepercayaan diri mereka akan bertambah dikarenakan mereka percaya dengan pujian
itu. misalnya ‘kamu pintar deh’, ‘kamu rajin sekali sayang’, ‘kamu anak ibu yang
paling hebat’, de el el. Sementara di usia dewasa kita pasti sudah semakin
tidak percaya dengan pujian. Yang ada kita malah curiga sama orang yang suka
sekali memuji macam-macam. Pasti ada maunya tuh. Haha…
Tentang pujian, hal itu diangkat
dalam film keluarga dari Singapura. I Not Stupid. Filmnya keren. Tentang
bagaimana kita seharusnya mendidik anak yang baik bahkan sampai mereka telah
menjadi dewasa. Pendidikan untuk mereka tidak akan pernah habis. Di film itu
disebutkan kenapa anak-anak tetap mau belajar berjalan meski mereka selalu
terjatuh? Itu karena orang tua mereka selalu menyemangati mereka dengan pujian,
sehingga mereka selalu bersemangat untuk terus mencoba. Pujianlah yang bisa
membuat mereka kuat. Tapi semakin dewasa mereka, orang tua semakin jarang
memberikan pujian sehingga mereka tidak punya semangat untuk bangkit lagi
setelah jatuh.
Jadi, hiasilah semangat anak-anak
kita dengan pujian. Pujian dari orang tua untuk seorang anak bukan untuk
membuat mereka besar kepala, tapi untuk menanamkan rasa percaya diri kepada
mereka kalau mereka memang bisa melakukan sesuatu. Efek pujian dari orang tua akan
berbeda dengan pujian dari orang lain karena anak-anak lebih percaya kepada
orang tuanya dan sesungguhnya orang tua adalah idola anak-anak yang paling awal.
Bukan siapa-siapa, bukan artis atau orang terkenal, tapi orang tua-lah idola
mereka. Jadilah teladan yang baik bagi mereka dan jangan terlalu banyak
marah-marah di depan umum. Saya saja yang hanya jadi saksi mata merasa seperti
ikut dimarahi. Haha….
Kantor, UPS Soho
29 Maret 2012
8.55 AM
Lagi banyak nasabah yang bawa
anak kecil ke kantor soalnya
Hahahahha... Sumpah lucu! :D
ReplyDelete