Ini Hanya Masalah Selera Kok
Tiap orang punya selera
masing-masing (hal yang telah saya ulang-ulang di setiap tulisan dalam blog
saya), termasuk selera dalam memilih pasangan. Standarnya sih sudah ada, dari
hadits Nabi yang memerintahkan kita untuk mencari pasangan karena agama dan
akhlaknya. Tapi aplikasinya kan bisa saja beda-beda. Termasuk…ya…masalah
menentukan kriteria pasangan itu.
Saya termasuk orang yang tidak
terlalu kaku dalam menentukan kriteria. Maksudnya tidak harus pintar lah, tidak
harus keren lah, pokoknya tidak ada standar tertentu. Mau dia pendiam, serius,
pelawak, pemarah, jutek, terserah dah. Yang penting dia itu memang jodoh saya.
Selera saya termasuk relatif dan bisa saja bertolak belakang dengan orang lain.
Meskipun begitu, ada nih sedikit tipe-tipe saya. Standar lah...Tapi sekali lagi, ini tidak mutlak.
1. Agama dan akhlaknya baik, tapi tidak perlu sampai kaya ustadz banget deh. Yang biasa-biasa saja, tidak perlu berlebihan. Kan amalan yang disukai Allah itu adalah yang sedikit tapi kontinu. Pokoknya keinginan untuk menjadi lebih baik itu sudah lebih dari cukup. Yang penting kan dia bukan preman atau tukang palak di pasar atau Pol PP yang suka nendang-nendang pedagang kaki lima. (sedikit mbahas, meskipun itu sudah tugas mereka, tapi ya janganlah sampai memperlakukan sesama manusia seperti itu. Sempat liat di berita sih – sudah lama tapi)
2. Pintar, cerdas, brilian
(walah…tidak segitunya juga. Saya punya definisi cerdas sendiri)
3. Pandai membawa diri. Boleh
diam atau cerewet sesuai keadaan. Jangan disaat orang lagi bete dia malah
cerewet atau disaat orang lagi butuh pendapat dia malah diam apalagi melongo.
4. Melindungi. Ini sih standar
cewek-cewek banget. Makanya kenapa tokoh-tokoh superhero banyak disukai
cewek-cewek. Iyalah. Siapa sih yang tidak igin dilindungi seperti Peter Parker
yang selalu melindungi MJ atau Edward Cullen yang rela mati demi Bella (btw,
Edwardnya gak banget. Bella-nya apalagi. Cuma suka gimana segitunya Edward
melindungi Bella)
5. Tidak malu-maluin. Ini
maknanya luasss banget. Mulai dari kerapian, kebersihan, kewangian (opo seh)
biar terlihat fresh kalo lagi jalan. Sebisa mungkin dihindari sifat oon di
depan umum (kalau di depan saya saja tidak masalah. Why so serious? Oon-oon
dikit lah tak apa), memperlakukan saya bak putri raja (mwuahahaha), dan jangan
pernah sekalipun bertengkar di depan umum meski hanya untuk memperebutkan jatah
es krim (err…yang ini tak apalah klo cuma buat lucu-lucuan)
6. Membantu pekerjaan rumah
tangga. Setelah menikah nanti saya berniat hanya menyewa tenaga pembantu part
time saja, bukan yang full time. Jadi dia hanya ada di rumah saat saya dan
suami saya pergi bekerja dan pulang setelah kami pulang kerja. Nah, saya harap
suami saya nanti bantu-bantu saya di rumah setelah pulang kerja itu kalau
memang ada hal yang harus dikerjakeun.
7. Sabar. Yak, inilah kriteria
terakhir tapi yang paling berat menurut saya. Karena saya itu egois, labil,
keras kepala, dan susah dinasehati (maklum, anak sulung). Jadi dia harus sabar
pada saya yang keinginannya selalu berubah-ubah ini. Kalau dia sudah sabar,
berarti dia sudah memenuhi 35% kriteria dambaan saya. Hahaha…
Bagusnya tulisan yang ini
dimasukkan ke biro jodoh online saja kali ya?
Hanya lelucon di sore hari
Lupa tulis jam selesai tulisannya
-_____-“
Hahahahahaha....
ReplyDeleteKalo sy ditambahin satu, bukan PNS. :D
Izin copas ide.. :D
ReplyDelete:)
ReplyDelete