Posts

Showing posts from October, 2013

Bromo. Dia (Wonderful Indonesia)

Image
Seharusnya aku tidak berlari dan meninggalkanmu begitu jauh. Tapi aku perlu berlari, agar kamu tak dapat menyusulku dan melihat luka menganga yang amat dalam. Tidak, kamu tidak boleh melihatnya. Bromo, akhir tahun 2012 Aku menyesap udara dingin di Cemoro Lawang, memenuhi paru-paru dengan udara segar pegunungan. Jaket milikku terlalu tipis, pertanda kalau aku pergi ke Bromo tanpa persiapan matang. Ah, tak apa, pikirku. Aku ingin menggigil, merasakan hawa dingin yang menyusup di antara sendi, agar perasaan linu di dada dapat tertutupi. Kadang luka yang ditutupi dengan luka yang lain mampu membuatku sejenak melupakan bekas luka yang masih menganga seperti kawah Bromo yang selalu mengeluarkan asap. Beberapa orang sudah bersiap-siap naik ke atas jip. Beberapa orang yang sama sekali tidak aku kenal, hanya sekedar berbagi biaya kendaraan yang akan mengantar kami menyentuh kaki Bromo. Mereka semua berjaket tebal, sarung tangan, bahkan ada yang mengenakan masker. Dalam hati aku men

Bali, Feels Like Home - Wonderful Indonesia

Image
“Don't talk about heaven if you've never been to Bali.” ― Toba Beta, Master of Stupidity Bali itu pulau cinta. Lihat saja Liz Gilbert harus jauh-jauh ke Bali untuk menemukan cintanya : bertemu dengan Felipe si pria melankolis-dewasa-kharismatik itu. Apakah karena itu saya juga pergi kesana pekan lalu? Ah, Tidak juga :D Sebagai orang yang tinggal di ujung timur sulawesi, bisa bepergian keluar Sulawesi adalah sebuah 'kemewahan' karena mahalnya harga tiket pesawat dan waktu cuti yang terbatas. Karena itu saya benar-benar memanfaatkan waktu liburan yang hanya tiga hari untuk menikmati Bali. Bali termasuk destinasi wisata yang komplit. Mulai dari wisata pantai, pegunungan, danau sampai wisata seni ada di pulau mungil ini. Saya merasa liburan selama tiga hari ini tidak akan cukup untuk menjelajahi seluruh keindahannya. Sebulan mungkin cukup jika saja setelah itu saya tidak di-PHK oleh Perusahaan.

Gravity : It's Time To Go Home

Image
Inner space is so much more interesting, because outer space is so empty - Theodore Sturgeon Bukan karena faktor Sandra Bullock sehingga saya akhirnya memutuskan menonton Gravity meskipun saya pernah membuat semacam janji tidak resmi pada diri saya sendiri untuk menonton semua film-film Sandra Bullock. Saya mulai menyukai dia sejak film Miss Congeniality bertahun-tahun silam (atau sejak While You Were Sleeping? Ah, saya lupa. Lagipula itu film jaman saya SD -,-“) dan makin menyukainya di film The Proposal dan The Lake House, serta tentu saja di film yang membuatnya meraih piala berbentuk patung pria ramping itu, The Blind Side. Hanya karena berbagai review positif yang saya baca mendorong saya untuk menontonnya, dengan format 3D tentu saja karena semua review merekomendasikan untuk menonton film ini dengan format tersebut. Oke. Saya menunda untuk nonton Insidious Chapter 2 dan memilih Gravity. Hampa. Ruang angkasa hampa membuat saya ikut merasa hampa *halah* Ah, pembukaan

The First Page Of Wonderful Indonesia

Indonesia. Jika ada yang mendengar nama Negara yang satu ini, terutama para wisatawan yang pernah datang berkunjung, pasti akan berkomentar : Indonesia is extremely beautiful! Sebuah Negara kepulauan yang beruntai bak zamrud dari Sabang sampai Merauke yang menyajikan keindahan, keunikan, dan petualangan yang berbeda di setiap tempat yang Anda kunjungi. Keragaman. Itulah yang membuat Indonesia semakin cantik. Perbedaan membuat Indonesia menjadi istimewa. Negeri cantik yang satu ini terlalu sayang untuk dilewatkan para wisatawan.  Singgahlah barang sebentar di Negeri ini. Jangan khawatir, pariwisata Indonesia sedang mengalami perkembangan dan tengah menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat. Jika diibaratkan sebuah buku dan Anda ingin 'membaca' halaman awal dari Indonesia (saya menyebutnya halaman awal karena Anda tidak akan bisa membaca Indonesia secara keseluruhan tanpa mengunjunginya langsung, melihat langsung kecantikannya dan merasakan langsung keindahannya), ku

Boleh Saya Jadi Tempat Kamu Pulang?

Image
Boleh kan? Saya ingin menjadi tempatmu menumpahkan segala keluh. Iya...saya tau...kita tidak boleh mengeluh. Tapi untukmu, saya akan mendengarkan setiap keluhmu agar kamu tau, apapun kondisimu, saya akan tetap menggenggam tanganmu. Boleh kan? Saya ingin menjadi teman berceritamu. Bercerita apa saja. Saya akan menyukai semua hal yang kamu sukai agar nanti ketika kita saling bercerita, saya akan bisa menanggapi setiap kisahmu. Saya ingin apapun yang kamu lakukan, kamu akan dengan senang hati menceritakannya kepada saya. Saya tidak akan pernah bosan mendengar ceritamu, agar kamu tau, meski beribu kali saya mendengar cerita yang sama, saya akan tetap menggenggam tanganmu.

My 100 List

Image
“The journey of a thousand miles begins with a single step.” - Lao Tzu Menulis 150 halaman novel Menerbitkan novel sendiri, pada penerbit mayor (Aamiin....) Jadi tenaga pengajar di daerah terpencil Jadi relawan PBB untuk membantu anak-anak korban perang (iya, ini gegara liat Angelina Jolie yang keren itu. Haha) Volunteering abroad. Ini yang paling sering saya gugling dulu. Hehe Makan salju! Jadi penulis santai yang bisa nulis suka-suka. (Been there done that. NGeblog adalah jawabannya.) Belajar memasak (iya...m-e-m-a-s-a-k) Merantau. Hidup mandiri di kota orang. (Done. Meski cuma dua tahun, bolehlah.) Menghabiskan liburan dengan orang asing. Menjadi relawan di tempat konservasi orang utan, Kalimantan. Mendapat beasiswa kuliah di luar negeri. Belajar menyetir mobil off road. Bepergian sendirian selama minimal satu pekan ke tempat yang benar-benar asing. Sebuah pengejaran romantis di stasiun kereta api atau bandara (kemungkinan sih bandara karena Luwuk tidak punya st

Kopi Pagi Ini

Image
Pagi ini secangkir kopi yang saya minum rasanya pahit. Bahkan rasa pahitnya masih melekat di lidah hingga saat ini, pukul 11.13 siang padahal saya meminumnya tadi pagi sebelum berangkat kantor. Kenapa saya mau-maunya meminum kopi pahit? Ya karena saya terpaksa meminumnya. Saat kopi telah saya tuangkan di gelas, ketika hendak membuka tutup toples gula, saya baru sadar kalau gula di rumah sudah habis. Mau tidak mau saya harus menghabiskan kopi yang telah saya seduh di gelas itu. Saya memandangi gelas kopi saya, menyesap aromanya perlahan. Aroma kopi masih menjadi salah satu aroma favorit saya selain aroma linen, bau tanah yang basah oleh hujan dan aroma hutan. Tak apalah, pikir saya. Meski rasanya pahit, tapi aromanya tetap sama. Tak ada orang yang akan menyadarinya sebelum dia mencoba sendiri kopi itu.