Di Kotamu
Aku sengaja datang ke kotanya, pada satu-satunya kesempatan yang aku miliki. Hari ini tidak begitu terik. Prakiraan cuaca tidak meleset sedikit pun. Kota ini berawan. Gumpalan awan kelabu menggantung di langit, sementara sinar matahari berusaha keras menyusup di celah-celah mereka, memberi sedikit warna dan cahaya dengan susah payah. Terima kasih, Tuhan. Aku berbicara dalam hati. Bahkan hanya dengan mengunjungi kotanya, rinduku terampuni. Kalau bisa, aku ingin berlama-lama di sini. Menyusuri jalanannya yang dipenuhi pepohonan, mengunjungi sebuah warung makan kecil di pasar yang berdinding anyaman bambu dan masih memasak dengan menggunakan tungku, atau duduk-duduk saja di pelabuhan mengamati orang yang lalu lalang hendak menyeberang. Aku menghirup udara sejuk kota ini kuat-kuat, menghidu aroma yang sudah bertahun tidak lagi aku rasakan tapi bisa aku ingat, berupa-rupa bau yang memaksaku menyusuri kembali jalanan yang sama, menyentuh pepohonan yang sama, menjejak rumput liar yang mung