Pasir part II
Nauva langsung duduk dan menunduk, persis di hadapannya telah duduk sejak tadi Alif, yang sebenarnya sedikit tak percaya Nauva kini telah ada di hadapannya. “Aku tak pernah berpikir kita harus bertemu lagi” ujar Nauva pelan, nyaris tak terdengar kalau saja pantai sore itu ramai. Dia masih menunduk, memainkan dua buah sepatu birunya di pasir pantai. “Well, sama sepertiku. Aku tak berniat menunggumu di sini sejak tadi. Tapi kau tiba-tiba telah ada di hadapanku. Kita bahkan tidak janjian bukan? Apa yang membuat kita berdua ada di sini di waktu yang sama?” Nauva menggeleng, mencoba mengangkat sedikit wajahnya dan melihat dahi Alif yang berkerut seperti biasa. Seperti biasanya saat sepuluh tahun yang lalu. “Aku juga tak tahu. Aku hanya ingin kembali duduk di sini. Tak tahu kalau kau ada” Alif tersenyum, memperbaiki posisi duduknya, dan menyapu pasir yang melekat di celananya. Tubuhnya membungkuk, dia mengatupkan kedua tangannya sambil menatap sepatu Nauva. “Kau masih suka dengan warna bi