Posts

Showing posts from August, 2012

Kesabaran Dua Kali Pemilihan Umum

Image
“Dia tampan nek!” seruku tertahan, menunjuk ke sebuah foto hitam putih yang telah memudar di album foto besar yang sedang dipegang nenek “siapa namanya nek? Kerennyaaa...” mataku berbinar-binar, mengguncang-guncang tangan nenek. Nenek tertawa – menertawai aku, cucunya yang sedang datang berlibur di rumah peristirahatannya di sebuah desa kecil berpuluh-puluh kilometer dari Yogyakarta. Kami berdua sedang melihat-lihat album foto lama milik nenek, ketika dia masih berusia awal dua puluhan. Kali ini nenek sedang berbaik hati menceritakan segala hal yang ada di dalam album foto itu. Hingga akhirnya aku menemukan foto seorang pemuda berwajah tampan, mengenakan seragam tentara yang gagah, menatap lurus ke depan dengan wajah berseri-seri. Aku tidak ingat kalau aku punya keluarga setampan itu. Nenek menjawil rambutku, membuka halaman album selanjutnya dan memperlihatkan gambar pemuda itu lagi. Tapi kali ini dia tak sendiri, berfoto bersama nenek, kakek – aku masih ingat wajah kakek...

Mari Kita Berbicara Tentang 'Mereka'

Image
Okeh, mereka di sini bukan mereka yang mereka, tapi mereka yang saya anggap mereka *lah? Mereka itu maksud saya adalah makhluk penghuni planet Mars, yang selalu digambarkan sebagai sosok tangguh, pemimpin, penuh percaya diri tapi kadang (lebih banyak) ceroboh. Yap, mereka adalah para pria, para laki-laki, para cowok, para bapak, para mas-mas. Kenapa harus dibahas? Kalau begitu saya akan kilas balik kejadian hampir sebulan yang lalu, di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Suatu sore di hari ahad pekan pertama bulan Ramadhan. Sebenarnya bukan cerita yang penting, err...jadi sebaiknya tidak saya ceritakan. *ditimpuk kue jagung*

Useless

Karena terkadang kau terlalu marah sampai tak tahu harus mengatakan apa lagi dan memilih diam... Kau bahkan terlalu marah untuk menangis dan memilih diam... Terlalu banyak serpihan-serpihan beling yang bertebaran, lupa dibersihkan atau memang sengaja ditebar entahlah ada satu dua yang melukai, tidak berdarah tapi cukup perih menusuk Dan karena kau bukan anak kecil lagi yang harus menangis karena sebuah luka kecil kau memilih diam

Kak Nadia

Melihat sosok Kak Nadia kalian pasti tidak akan menyangka apa yang sesungguhnya ada di benaknya itu, termasuk aku. Kak Nadia adalah seorang perempuan yang luar biasa cerdas, karirnya cemerlang sebagai seorang konsultan, dia cantik tentu saja dan pandai membawa diri. Bagiku Kak Nadia adalah sosok perempuan yang sempurna. Dan seharusnya dia mendapatkan seorang pria yang sempurna juga, bukan? Tetapi sepertinya definisi kesempurnaan bagi Kak Nadia sedikit berbeda dengan orang kebanyakan. “Kenapa sih Kak, nolak yang itu?” tanyaku suatu hari pada Kak Nadia. Kami berdua sedang mengobrol di kamarnya, aku menginap karena Kak Nadia janji mau mengajarkan cara mendesain baju sendiri. Lihat! Kak Nadia itu serba bisa, tidak ada hal yang tidak bisa dikerjakannya. Aku hanya penasaran saja, kenapa Kak Nadia menolak seorang pria yang ditawarkan murobbiyah Kak Nadia kepadanya. Aku memang selalu menjadi tempat curhat Kak Nadia karena menurut Kak Nadia aku orang yang paling berkompeten untuk menj...