Kesabaran Dua Kali Pemilihan Umum
“Dia tampan nek!” seruku tertahan, menunjuk ke sebuah foto hitam putih yang telah memudar di album foto besar yang sedang dipegang nenek “siapa namanya nek? Kerennyaaa...” mataku berbinar-binar, mengguncang-guncang tangan nenek. Nenek tertawa – menertawai aku, cucunya yang sedang datang berlibur di rumah peristirahatannya di sebuah desa kecil berpuluh-puluh kilometer dari Yogyakarta. Kami berdua sedang melihat-lihat album foto lama milik nenek, ketika dia masih berusia awal dua puluhan. Kali ini nenek sedang berbaik hati menceritakan segala hal yang ada di dalam album foto itu. Hingga akhirnya aku menemukan foto seorang pemuda berwajah tampan, mengenakan seragam tentara yang gagah, menatap lurus ke depan dengan wajah berseri-seri. Aku tidak ingat kalau aku punya keluarga setampan itu. Nenek menjawil rambutku, membuka halaman album selanjutnya dan memperlihatkan gambar pemuda itu lagi. Tapi kali ini dia tak sendiri, berfoto bersama nenek, kakek – aku masih ingat wajah kakek