It's Been A Year!

Jumat, 24 Oktober 2014, ba'da ashar
Sebuah hari istimewa untuk seluruh sisa usia saya. Memperoleh kesempatan mulia menjadi seorang istri.

Untuk Tuan pemilik genggaman tangan ini,

Sudah setahun kita hidup bersama, setahun lebih dua bulan sejak saya pertama bertemu denganmu. Kalau mengingat hari itu, pertemuan pertama kita, rasanya saya ingin tertawa. Siapa sangka pernikahan itu benar-benar terjadi, mengubah kamu - orang yang sama sekali tidak berani memandang saya pada pertemuan hari itu - menjadi suami saya. Padahal semuanya saya lalui tanpa prasangka apa pun, bahkan tanpa ekspektasi apa pun.

Allah benar-benar penuh keajaiban ya?

Bahwa pernikahan tidak harus melulu di awali dengan cinta a la roman picisan remaja, saya percaya. Asalkan Allah menjadi alasan kita untuk menikah, Dia-lah yang akan menumbuhkan rasa cinta itu dengan perlahan, penuh kehati-hatian, dengan diam-diam.

Bahwa pernikahan tidak harus saling mengenal lama, bisa jadi. Berapa lama kita saling kenal? Hanya dalam hitungan hari. Berapa kali kita bertemu? Hanya dua kali. Yah, sedikit cemas di awal, menerka-nerka, menebak-nebak, bisakah bertahan? Bisakah saling menerima nantinya?

Tapi Allah memang penuh keajaiban. Semuanya berjalan dengan ajaib. Dimulai dari saling mengenal lebih dekat, kemudian saling menerima. Begitu saja. Perlahan, hati-hati dan diam-diam. Tiba-tiba saya ingin mempertahankanmu lebih lama, sangat lama, seluruh sisa usia saya kalau bisa.

Setahun. Memang belum lama, semuanya baru saja berawal. Bayi yang mungil baru akan kita miliki beberapa bulan lagi insyaallah. Masih banyak hal yang akan dan harus kita lalui, mungkin dengan sedikit emosi dan air mata. Siapa yang tau apa yang akan terjadi nanti?

Tapi Tuan, semua itu tidak akan mengubah kita kan? Kita akan tetap saling menertawakan kekonyolan kita, kau akan tetap mengalah jika saya marah, menghabiskan segelas jus nangka berdua, merapikan kacamata dan remote televisi dari tempat tidur jika saya jatuh tertidur ketika sedang menonton televisi, mengantarkan makan siang untuk saya, bahkan mencucikan baju dan merapikan kamar ketika saya jatuh sakit dan tidak bisa melakukan apa pun.

Tuan, mari menjadi orang tua yang baik bersama. Tapi sebelumnya, terima kasih sudah menjadi suami yang baik untuk saya.

24 Oktober 2015
Semoga kita bersama hingga di surga-Nya.

Comments

Popular posts from this blog

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Saya dan Tahun 60-an

Antara Pierre Tendean dan Hiruk Pikuk Jalanan Di Depan Kantor