Posts

Showing posts from October, 2012

Yes, I'm Chinese. So What?

Image
Saya asli Indonesia kok. Seratus persen. Jadi tidak tepat kalau ada yang menjuluki saya Cina atau Si Mata Sipit. Saya adalah keturunan yang kesekian dari keluarga Papa yang Cina itu. Malah saya tidak tau siapa nenek moyang keluarga saya yang benar-benar berasal dari dataran cina dan bisa-bisanya merantau sampai ke Sulawesi. Saya juga sudah tidak pernah lagi menjumpai keluarga Papa yang pakai bahasa Mandarin. Satu-satunya anggota keluarga yang sering sekali pakai bahasa mandarin ya cuma tante dari papa. Cerewetnya minta ampun, berceloteh pakai bahasa mandarin yang bikin saya bengong (waktu itu saya masih kecil, jadi masih takjub liat orang yang berbicara pake bahasa asing dengan sangat lancar. Terlalu lancar malah).

Sekarang... Cinta

Image
Apa kau pernah berpikir sekeras apa aku berusaha untuk menghindar darimu? Dari senyummu itu, dari tawamu itu? Aku benar-benar berharap kita tak ditakdirkan bersama. Aku benar-benar berharap kita memiliki jalan hidup masing-masing yang tidak harus saling bersinggungan. Aku dan dia, kau dan entah siapapun yang kau inginkan. Aku memang mencintaimu dan aku tidak pernah bilang aku telah kehilangan cinta itu. sama sekali tidak. Tidak ada yang benar-benar pergi, tidak ada yang benar-benar habis. Cinta itu masih selalu ada di sana, di tempat muasalnya hadir dan aku tidak pernah berusaha untuk mengusirnya pergi. Saat ini aku hanya lebih paham, ada seseorang yang benar-benar telah mewarnai hidupku dan aku bahagia karenanya. Aku hanya ingin hidup bahagia dari sisi sederhananya. Itu saja...

SUNNY

Image
Sebenarnya saya bukan orang yang suka nonton film, kadang-kadang saja kalo lagi tidak ada kerjaan dan dapat rekomendasi film bagus dari teman. Tapi karena film yang satu ini memang sangat keren, makanya saya bela-belain menulis review-nya. Ada banyak film bagus yang pernah saya nonton, tapi hanya sedikit dari film bagus itu yang benar-benar wajib untuk saya rekomendasikan. Salah satunya adalah film berjudul SUNNY ini. Sebagai orang yang tidak begitu menyukai film Korea (saya lebih suka film-film Thailand), saat menontonnya saya tidak begitu berharap lebih dengan film ini. Temanya sederhana saja : persahabatan. Sebuah tema yang mungkin tidak akan dilirik oleh produser sinetron-sinetron di Indonesia yang lebih suka dengan tema-tema spektakuler semacam rebutan harta, pembunuhan, lupa ingatan dan balas dendam. Tapi justru karena tema yang sederhana itulah film ini menjadi sangat mengena buat saya. Bukankah Leonardo Da Vinci pernah bilang, simplicity is the ultimate sophistication.

Tempat Nginap 'Horor'

Setiap kali bepergian tentu kita tidak bisa menyepelekan tempat kita menginap entah itu hostel atau hotel. Mengingat urusan tidur pun membutuhkan biaya yang lumayan (biasanya hampir 30% dari total budget jalan-jalan hanya untuk membayar hotel) makanya saya selalu berlama-lama menentukan pilihan hotel dimulai dari mengeceknya via Agoda atau Hostelworld, mengecek langsung ke web hotel yang bersangkutan, membaca review di TripAdvisor, membandingkan harga, fasilitas, barulah saya menentukan pilihan. Biasanya sih saya lebih suka dengan hotel yang review kebersihannya tinggi, masalah fasilitas dan yang lain-lain bisa nyusul. Yang penting bersih dulu. Siapa juga yang mau kalau sudah capek seharian jalan-jalan dan harus tersiksa batinnya menginap di tempat yang ‘nggak banget’.

Kado Terbaik

Image
Dua puluh sekian Bulan depan usia saya akan bertambah satu garis lagi di dunia, dan berkurang satu garis lagi di akhirat. Mungkin untuk ukuran dunia saya tetap saja masih terlalu muda, tapi saya tau tidak ada usia yang terlalu muda untuk ukuran akhirat. Kita bisa mati kapan saja bukan? Dua puluh sekian Masih banyak hal yang ingin saya tambahkan ke dalam buku catatan amal kehidupan saya dan masih banyak catatan amal keburukan saya yang ingin saya hapus. Tentang kebaikan yang tidak pernah saya lakukan dan tentang keburukan yang sering saya amalkan. Semoga masih ada waktu...semoga. Saya tidak ingin pergi melaut tanpa kapal.

Low Cost Carrier Part II

Image
Yak! Setelah satu setengah hari terbaring sakit, akhirnya saya berkesempatan melanjutken tulisan ini. Singapura Melaka – Singapura sebenarnya cuma butuh waktu tempuh tiga jam tapi molor jadi empat jam gara-gara ada kecelakaan parah di jalan tol. Sampai di perbatasan Malaysia – Singapura di Woodlands, kami disuruh turun dari bus menuju imigrasi (lagi). Nah, saat di imigrasi Singapura dua orang teman saya ditahan. Satunya karena nama di paspornya beda satu huruf dengan nama di KTP (lagian juga kenapa sik KTP diselip-selip di paspor? Ria...Ria...) satunya lagi – mungkin – gara-gara jawab ‘sudah’ untuk pertanyaan apakah tiket bus ke Thailand sudah dibeli atau belum. Kenyataannya kami belum beli tiket. Bus yang mengangkut kami dari Melaka menunggu semua penumpangnya selesai diperiksa di bagian imigrasi. Supir busnya itu agak menyebalkan waktu kami bilang dua orang teman kami masih ditahan di imigrasi dan meminta dia menunggu sebentar lagi. Entah dia marah-marah atau nada bicarany

Low Cost Carrier Part I

Image
Awalnya mau saya tunda, tapi saya memutuskan untuk menuliskannya sebelum saya lupa detil perjalanannya. Maklum, saya punya ingatan jangka pendek soal hal-hal yang tidak begitu penting untuk diingat *sarkas* Ini perjalanan pertama saya ke luar negeri jadi mau tak mau saya agak tegang juga. Sumpah, saya merasa sangat norak padahal cuma mau ke KL saja, cuma ke atas Sumatera sana. Banyak orang yang menjadikan perjalanan pertama mereka ke luar negeri ketika berhaji ke Makkah dan seharusnya saya juga begitu. Tapi tak ada yang bisa menahan godaan tiket promo Air Asia 79 ribu perak Makassar – KL. Jadi Malaysia mendapat kehormatan sebagai negara luar pertama yang saya kunjungi. Tanggal 24 September sore saya dan lima orang teman telah berdiri manis di depan petugas imigrasi bandara Sultan Hasanuddin yang memeriksa dan memberi cap paspor kami. Kebetulan kami berangkat bersama-sama dengan mahasiswa Arsitek UNM (kalo tidak salah) dan saya kebagian jatah diperiksa paling akhir. Sampai di

Akan

Image
Aku menyukaimu sebanyak aku menyukai kampung halamanku. Sebanyak aku menyukai butir hujan yang jatuh ke atas tanah Sebanyak aku menyukai bintang yang bertaburan bagai pasir di langit Akan... Aku tak berani membayangkan seperti apa sosokmu kelak ketika bertemu denganku Tapi sedikit banyak aku berharap, Kau pria hebat yang pendiam dengan senyum yang tersembunyi di balik wajah dingin dan kaku Aku menyukai kecerdasan dan aku akan menyukai kehidupanmu bahkan meski itu berarti aku harus menyukai hidupmu yang serba teratur penuh protokol