Surat Terakhir, Untuk Komet McBright


Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati

Yogyakarta –

Err...sebenarnya dia bukan kotamu maupun kotaku. Tapi anggap saja lagu Yogyakarta itu mengasosiasikan kota kita. Paling tidak, hanya kota kita yang selalu mengijinkan kita untuk selalu pulang lagi.

Pulang ke kota kita...

Surat terakhir untuk orang yang menanti saya untuk pulang di ujung masa sana.

Hey, komet McBright, saatnya pulang!

Apa kabar?

Haha...saya tau itu pertanyaan paling basi sejagat raya dari dua orang yang lama tidak bertemu. Dan kita berdua sudah lama tidak bertemu bukan? Tepatnya sejak 24 tahun 2 bulan dan 20 hari yang lalu kita belum pernah bertemu.

Anggap saja pertemuan pertama kita nanti, setelah kamu mengambil sebuah perjanjian yang kokoh dari Allah, untuk menerima saya menjadi keajaiban yang spesial dalam hidupmu.

Jadi kapan kamu akan pulang?

Saya sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah dan saya belum menemukanmu di jalan yang sama yang sedang saya lalui ini. Dimana kamu? Tidakkah kamu lelah dan ingin pulang? Tidakkah kamu ingin bertemu dengan saya di rumah nanti untuk kemudian melanjutkan perjalanan bersama-sama?

Kapan kamu akan menyusuri jalan yang sama dengan saya?

Sebenarnya saya bisa berjalan sendiri. Apalagi selama ini saya telah terbiasa menjadi sendiri. Tapi ada bagian dari diri saya yang menginginkan seorang teman seperjalanan. Teman yang paling tidak bisa mengurangi beban kopermu atau paling tidak teman yang akan menghapus rasa bosan selama perjalananmu. Menjadi single traveler tidak selamanya menyenangkan, kau tau?

Saya pernah nyasar saat bepergian sendiri di kota orang. Awalnya menyenangkan, melihat hal baru, tempat baru. Tapi ada rasa gentar ketika saya tidak berhasil menemukan jalan pulang dan harus berusaha seorang diri menemukannya. Bukankah jika kamu ada di samping saya, saya tidak perlu merasa takut?

Jadi komet McBright, kapan kamu akan menemukan saya segera?

Dan kamu pasti heran kenapa saya memanggilmu komet McBright kan?

Jangan tertawa ya! Saya mengambil namamu itu dari film Thailand favorit saya, Bangkok Traffic Love Story. Pertama karena saya belum tau siapa namamu (saat ini). Kedua, dalam film diceritakan komet McBright hanya akan melintas sekali melewati bumi. Jika kita melewatkannya, maka kita tidak akan pernah melihatnya lagi.

Dan kamu itu seperti komet McBright! Kamu akan menjadi satu-satunya komet yang melintasi hidup saya. Dan saya akan berusaha keras untuk tidak membiarkanmu lewat begitu saja.

Jadi komet McBright, saya menunggumu ya! Di ujung masa yang sana, tempat memulai semua tujuan yang baru, dengan ijin-Nya tentu saja.

#30HariMenulisSuratCinta

Comments

Popular posts from this blog

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Saya dan Tahun 60-an

Antara Pierre Tendean dan Hiruk Pikuk Jalanan Di Depan Kantor