Ini Bukan Tentang Cinta Yang Seperti Itu


Bagaimana bisa saya menyebutnya cinta yang seperti itu jika tak pernah sekalipun ada kata rayuan yang pernah saya dengar darimu?

Ini bukan tentang cinta yang seperti itu
Bukan tentang cinta picisan yang sering diumbar oleh setiap penyair dan penyanyi

Bagaimana bisa saya menyebutnya cinta yang seperti itu sementara tak pernah ada pandangan mata layaknya harimau lapar yang melihat seonggok daging yang kau tujukan kepadaku

Ini bukan tentang cinta yang akan habis ketika kau bertemu orang lain yang lebih sempurna
Bagaimana bisa saya menyebutnya cinta yang seperti itu sementara kau tidak pernah melambungkan angan-angan saya setinggi langit. Kau tidak pernah memberi saya harapan-harapan yang kau takut tidak bisa kau penuhi.

Jadi bagaimana mungkin saya menyebutnya cinta yang seperti itu?
Cinta yang membutuhkan polesan materi duniawi yang fana untuk mewujudkannya?

Kau takut membuat saya retak dan tak berarti hingga meski berat, kau menyimpannya rapi untuk kelak
Untuk cinta yang tidak seperti itu

Kau menjaga saya tetap utuh tak tersentuh, hingga saya pun tak pernah menyadari, selalu ada untaian kalimat penuh harap yang kau lontarkan ke langit sepertiga malam terakhir untuk saya
Saya tidak pernah menyadarinya sampai ketika saya tau, doa-doa saya selalu terjawab melalui kamu.
Maka saya pun mulai melakukan hal yang sama, melontarkan setiap kalimat yang ada nama kamu di dalamnya ke langit sepertiga malam terakhir bahkan lebih.
Saya melontarkannya ke langit ketika tetes-tetes rahmah jatuh berderai membentuk embun di sudut kaca jendela.
Saya melontarkannya ke langit ketika panggilan agung menuju-Nya selesai berkumandang
Saya melontarkannya ke langit di setiap sentuhan terakhir dahi saya di atas sajadah ketika saya dipanggil untuk menyembah-Nya
Saya bahkan melontarkannya lebih sering di hari yang menjadi penghulu segala hari
Ah, saya terlalu banyak menyebut namamu hingga saya lupa menyebut setiap mimpi-mimpi saya pada-Nya

Ini bukan tentang cinta yang seperti itu
Ini tentang cinta yang lain, tentang cinta yang akan hadir nanti, bukan sekarang
Saya percaya pada Allah, karena itu saya menitipkanmu pada-Nya
Saya percaya Dia akan menghadirkan cinta yang lain itu
Saya menitipkanmu kepada sebaik-baik penjaga, sebaik-baik pelindung
Meskipun jika kelak bukan kamu orangnya, saya percaya, mendoakan kebaikan untuk orang lain pun akan membuahkan kebaikan bagi diri saya sendiri
Dan jika bukan kamu orangnya, semoga masing-masing dari kita diberi ganti yang lebih baik oleh Dia

But if Allah answered our pray, someday
I'll make you happy no matter what
I'll be your-a-cup-of-coffee when you can't sleep
I'll be your stars on the sky at the end of July
I'll be your map when you get lost
I'll be your rain when dry season comes
And I'll be your unfinished book so you never leave me

You only need to promise me one thing
Never leave your unfinished book even you've finished it
Read it again and again

Kamar,
19.02
Menjelang adzan Isya

Comments

Popular posts from this blog

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Antara Pierre Tendean dan Hiruk Pikuk Jalanan Di Depan Kantor

Saya dan Soe Hok Gie