Tentang Sabar, Shalat, dan Kehilangan
Allah adalah
sebaik-baik penolong, Allah adalah sebaik-baik tempat kita menggantung harap.
Saya percaya,
pertolongan Allah itu dekat, sedekat kita dengan kematian. Mungkin kita hanya
tidak sadar, pertolongan Allah tidak selalu datang dalam bentuk yang kita
inginkan. Bisa saja pertolongan Allah datang dalam bentuk yang tidak kita
sukai, bahkan terkadang menyakitkan. Membuat kita mau tidak mau harus menangis. Tapi sementara saja, tidak akan lama. Karena setelah itu tangisan akan berganti
keyakinan, betapa Allah sangat menyayangi kita. Betapa pertolongan Allah
berdatangan dengan segera kepada kita. Ya, memang dengan sedikit air mata dan
rasa sakit, tapi bukankah kasih sayang Allah tidak harus selalu datang dalam
bentuk senyuman?
Ketika itu, kita
kehilangan semua. Kita kehilangan senyuman, kehilangan tawa, kehilangan mimpi, kehilangan apa saja. Tapi kita tidak kehilangan Allah. Kehilangan itu akan Dia ganti
dengan sesuatu yang lebih baik menurut-Nya, bukan menurut kita. Standar baik
buruk kita belum tentu sama dengan standar baik buruk menurut Allah. Kalau kita
mau berpikir, apa-apa yang diambil Allah itu pastilah tidak baik untuk kita.
Kalau memang baik, mana mungkin Allah akan mengambilnya kan? Bukankah Allah
sangat menyayangi kita? Bahkan kasih sayang Allah melebihi kasih sayang ibu
kepada anaknya.
Mungkin yang
pergi itu memang baik, tapi pasti ada yang lebih baik yang pantas untuk kita
miliki. Allah hanya akan memberi seseorang sesuai dengan kualitasnya.
Bisa jadi kualitas sesuatu yang telah pergi itu tidak sama dengan kualitas
kita. Mungkin kualitasnya lebih baik sehingga ada yang lebih berhak untuk
memilikinya, atau bisa saja kualitas kita lebih baik sehingga kita berhak
memiliki hal lain yang layak untuk kita.
Kehilangan
sejatinya adalah pertolongan Allah, jawaban dari doa-doa kita selama ini. Kita
meminta kesabaran, Allah memberi kesabaran itu dalam bentuk kehilangan sehingga
kita belajar untuk bersabar menerima ketentuanNya. Ketika kita meminta
keikhlasan, Allah memberi kita ikhlas dalam bentuk ujian agar kita belajar menjadi ikhlas.
No regret about
what you have left behind.
Cinta Allah
kepada kita adalah kesempurnaan dan keutuhan. Bagaimana mungkin Allah akan
membiarkan kekasihnya memiliki apa yang bukan menjadi haknya? Mana mungkin Allah
membiarkan kita memiliki apa yang tidak pantas untuk kita miliki?
Kadang, pilihan terbaik adalah menerima kenyataan.
Bukan kadang,
tapi harus. Kita harus terima apapun yang Allah berikan untuk kita. Jangan
melawan, jangan mengeluh. Kita tidak punya pilihan, karena Allah lebih
mengetahui di tempat mana kita harus berdiri dan bertahan. Allah melihat dari
segala sisi sementara kita hanya melihat dari satu sisi saja. Hanya satu sisi
dan itu mampu membuat kita merasa berhak untuk mendapatkannya. Benar-benar kita
makhluk yang teramat sangat sombong, sok tahu.
Teruslah
berjalan dan teruslah berharap pada Allah. Teruslah meminta pertolonganNya
karena Dialah sebaik-baik penolong. Tetaplah dalam kesabaran karena sabar
adalah hal paling berharga yang bisa kita miliki.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar (Q.S Al-Baqarah : 153)
Mintalah
pertolongan Allah dalam segala hal, dalam urusan dunia dan akhirat kita.
Sesungguhnya tiada daya dan upaya melainkan atas kehendakNya. Kita hanyalah
makhlukNya yang lemah. Bergantung padaNya adalah satu-satunya pilihan. Kita
bisa saja kehilangan apapun, itu sunnatullah. Apa yang kita miliki tidak
selamanya akan menjadi milik kita. Pun apa yang tidak kita bayangkan bisa kita
miliki bisa saja menjadi milik kita. Allah mengetahui sedang kita tidak
mengetahui.
11.01 AM
Kantor
Comments
Post a Comment