Paris, Je T'Aime

Itulah kenapa di antara semua tokoh cerpen saya, Jean (cerpen Simponi Terakhir Di Paris) adalah yang paling favorit dan membuat saya jatuh cinta kepadanya :')

Saya suka orang yang mengetahui hal-hal kecil yang kadang tidak dipedulikan oleh orang lain, persis seperti Jean. Saya juga menyukai orang yang berpikiran terbuka, yang tidak terpaku hanya pada satu hal yang dia yakini saja. Bukan, bukan liberalisme. Tapi penerimaan terhadap sesuatu yang tidak biasa, tidak umum, daripada yang telah kita terima atau kita miliki. Mungkin Jean menjadi semacam antitesis bagi saya yang tidak suka dikritik dan kaku. Jean mau menerima hal-hal yang mungkin menurut sebagian orang tidak umum. Dia spesial dan memang dia adalah tokoh cerpen saya yang paling spesial.


Kalau ditanya siapa tokoh selanjutnya yang saya sukai, meski tidak sebanyak suka saya kepada Jean, saya akan memilih Wildan. Si editor keuangan di cerpen Payung yang pendiam dan kaku. Agak sedikit kebalikan dari Jean yang luwes, Wildan seperti selalu berusaha menyembunyikan segala hal yang dia rasakan. Entah itu senang, marah, sedih…mungkin karena berkaitan dengan profesinya yang tidak melibatkan perasaan. Perasaannya adalah angka-angka yang akan dia serahkan sebagai laporan dan dia berusaha keras tidak mencampur adukkan masalah rasa dan angka. Selain itu, kalian tidak akan menemukan lagi seorang pria berpakaian rapi menyimpan sebuah payung di dalam tas kerjanya :p

Comments

Popular posts from this blog

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Antara Pierre Tendean dan Hiruk Pikuk Jalanan Di Depan Kantor

Saya dan Tahun 60-an