Tentang Foto-Foto Usang Itu
Semalam entah kenapa saya
tiba-tiba ingin melihat-lihat lagi foto-foto masa kecil saya dan –
Alhamdulillah – mama masih menyimpan semua foto-foto sejak saya bayi sampai
saya TK. Kalau sekarang saya sering main instagram, mengubah foto-foto agar
terlihat seperti foto jadul, saat melihat berderet-deret foto lama itu,
mendadak saya makin sayang dengan instagram (haha). Foto-foto yang kusam dan
lusuh, berwarna kekuningan, mendadak memerangkap saya ke masa dua puluh empat
tahun silam. Seolah gambar-gambar bayi lucu di foto itu bukan saya, seolah-olah
dia adalah orang yang berbeda, terperangkap di tubuh bayinya dan berkata kepada
dirinya dua puluh empat tahun kemudian – lihatlah, waktu mengubah segalanya!
Wajah-wajah bahagia itu, beberapa telah lama pergi ke tempat yang sangat jauh, beberapa tak lagi sebahagia itu, beberapa bahkan tak lagi saling mengenal. Foto kakek, foto tante, foto tetangga, semuanya terperangkap pada satu masa. Kadang saya tersenyum, kadang terdiam melihat foto orang-orang yang telah tiada, dan kadang saya tertawa. Berapa lama lagi sebelum saya hanya akan menjadi sebuah gambar yang dikenang?
Saya bahagia bisa melihat
bagaimana saya tumbuh. Dari seorang bayi super gendut dengan wajah cemberut,
berganti menjadi bayi imut yang menyebalkan, kemudian menjadi gadis kecil yang
pendiam dengan rambut bob berponi. Melihat gambar teman-teman balita saya yang
kini tak seorang pun saya kenal, melihat wajah kedua orang tua saya yang masih
sangat muda (semacam tak percaya melihat wajah-wajah muda mereka. Saya selalu
merasa mereka langsung terlahir dewasa), teman-teman TK saya (beberapa wajahnya
masih saya kenali) dan membandingkannya dengan foto-foto saya saat ini. Waktu berlalu
sebagaimana seharusnya dia lakukan, beberapa potong memori telah hilang,
beberapa lembar kenangan telah menjelma menjadi kertas usang yang tak terbaca.
Bahkan saya tak bisa lagi mengingat beberapa momen yang terekam dalam foto-foto
itu. Time flies, people changes, everything looks different.
Selesai melihat semua potongan
memori yang terperangkap dalam foto-foto usang itu, saya kembali menyimpan
kapsul waktu itu dengan baik. Mungkin nanti jika lagi-lagi saya jenuh dan
merindukan masa kanak-kanak saya, akan saya buka kembali kapsul waktu itu untuk
tersenyum melihatnya. Dan untuk anak-anak saya kelak, akan saya rekam setiap
gerakan, setiap ocehan, setiap tawa dan setiap tangis kalian. Setiap orang
selalu butuh kapsul waktu untuk melewati masa-masa berat dalam hidup mereka.
Seperti sebuah pelukan dari masa lalu yang menghangatkan dan membangkitkan
semangat, itulah gunanya memerangkap kenangan ke dalam kapsul waktu.
10.37PM
Comments
Post a Comment