Hujan Dan Kota Kamu Dan Kota Saya

miraclekidx.blogspot.com
Hujan, dimanapun selalu sama
selalu menawarkan potongan-potongan puzzle yang tertinggal
Dengarlah bunyinya ketika membelai bumi...terdengar tidak asing bukan? Seperti suara di masa silam. Suara tawa dan tangis, suara marah dan bahagia.

Hiduilah tubuhnya, kau akan menemukan aroma yang tak asing. Seperti aroma seprei yang baru selesai disetrika ibu. Seperti aroma daster yang tergantung di lemari. Seperti aroma mulut bayi yang masih menyusu.
Dan biarkan tetes-tetesnya menjamah tubuhmu. Terasa tidak asing bukan? Seperti belaian di rambut sesaat sebelum terlelap. Seperti kecupan di dahi sebelum berangkat ke sekolah. Seperti rasa kopi pagi yang mengalir hangat di lidah.
Hujan, entah di kotamu atau di kota saya
Dia adalah lem perekat potongan-potongan puzzle saya
Dan saya akan selalu jatuh cinta padanya :)

17.43
Kamar
Hujan. Menjelang penghujung senja.

Comments

  1. Puisi yang menarik
    Dari tulisanya mbak lagi dikamar ya memandang langit yang gelap di tetes hujan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di kamar, ya. Tapi tidak sedang memandang tetes hujan, hanya mendengarnya jatuh satu-satu ke tanah.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Saya dan Tahun 60-an

Antara Pierre Tendean dan Hiruk Pikuk Jalanan Di Depan Kantor