Kepada Hati
Saya tidak tau bagaimana kamu bisa belajar sekuat dan
setegar itu
Sedang raga sepertinya tak mampu menahannya
Hati, luka itu sangat besar kan? Tidak mengapa jika kamu ingin
menangis karena rasanya sakit. Sungguh tidak mengapa.
Tapi tak setetes pun kamu menangis, tak sedikit pun kamu
mengeluh.
Hati, mari sini, saya akan membantumu membalut luka itu
Maaf, mungkin saya tidak bisa membalut lukamu selembut yang
dia lakukan dulu
Bukankah dia penyebab luka itu dan kini dia pergi?
Mari sini, hati, biarkan kita membalutnya bersama-sama. Akan
sedikit sakit mungkin. perih ya? Ah, maaf. Mungkin obat yang saya teteskan di
lukamu itu terlalu keras. Tapi sesuatu yang teramat sakit selalu bisa
memulihkan kan?
Hati, mari sini, biar saya peluk dirimu. Saat ini yang kita
butuhkan hanyalah sebuah pelukan yang menguatkan. Rasanya kaki saya bergetar
tak mampu menahan tubuh saya sendiri. Mari sini, saya akan memelukmu.
Hati, luka itu akan segera sembuh. Pasti. Mari sini, biar
saya meniupnya seperti yang selalu dilakukan seorang ibu pada luka
anak-anaknya. Mari sini, biar saya membelainya hingga kita lupa ada luka di
sana.
Hati, kepada hati, tidak ada bahagia yang abadi. Pun tidak
akan ada sakit yang abadi. Bersabarlah. Mari sini, biar saya ceritakan
kisah-kisah mereka yang hatinya pernah terluka tapi dapat sembuh kembali. Kisah
kita pun akan ada. Pasti akan ada.
Comments
Post a Comment