Kado Terbaik

Dua puluh sekian
Bulan depan usia saya akan bertambah satu garis lagi di dunia, dan berkurang satu garis lagi di akhirat. Mungkin untuk ukuran dunia saya tetap saja masih terlalu muda, tapi saya tau tidak ada usia yang terlalu muda untuk ukuran akhirat. Kita bisa mati kapan saja bukan?

Dua puluh sekian
Masih banyak hal yang ingin saya tambahkan ke dalam buku catatan amal kehidupan saya dan masih banyak catatan amal keburukan saya yang ingin saya hapus. Tentang kebaikan yang tidak pernah saya lakukan dan tentang keburukan yang sering saya amalkan. Semoga masih ada waktu...semoga. Saya tidak ingin pergi melaut tanpa kapal.

Dua puluh sekian
Mimpi. Saya jatuh cinta dengan Rusia dan sangat ingin suatu saat mendapat kesempatan menjejakkan kaki di negeri komunis itu. Saya ingin menjelajahi kemegahan Eropa, merasakan keindahan ciptaan Allah di Maladewa, melihat matahari terbit di Bromo bersama seseorang yang Allah peruntukkan bagi saya nanti, dan  menghampiri seluruh sudut-sudut indah di Papua.

Dua puluh sekian
Saya merasa tidak muda lagi, saya merasa sudah saatnya mengambil tanggung jawab yang lebih besar. Saya ingin merasakan nikmatnya dibutuhkan sebagai seorang ibu, meraih tangan-tangan kecil yang menggapai ke arah saya dan memeluk mereka dengan erat. Saya ingin suatu saat akan ada suara teriakan yang lucu memanggil saya Umi, Mama, Bunda atau apapun panggilan yang disukainya kemudian memeluk leher saya dan mendaratkan bibir mungilnya di wajah saya. Saya bahkan telah merindukan sosok mereka jauh sebelum saya bertemu dengan mereka.

Dua puluh sekian
Allah telah memberikan saya kehidupan yang terbaik di sisi orang-orang hebat, memberikan saya banyak pelajaran kehidupan dari semua perjalanan yang saya lakukan. Maka saya tidak akan pernah pantas untuk mengeluh kepada-Nya. Setiap helaan nafas yang saya lakukan adalah nikmat dari-Nya. Allah adalah cinta. Bahkan seluruh cinta di dunia ini hanyalah salah satu bagian dari cinta-Nya. Allah masih memiliki sembilan puluh sembilan cinta. Alangkah kerdilnya cinta sesama manusia yang saling kita bagi. Saya malu...

Semoga, siapapun dia, kami akan saling tolong menolong di akhirat kelak.

16.20PM
Windy Day
I'm sure we will meet soon

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pierre Tendean (Lagi-lagi)

Saya dan Soe Hok Gie

Antara Pierre Tendean dan Hiruk Pikuk Jalanan Di Depan Kantor