Itu Soal Lain...
Ada banyak wanita-wanita para pejuang yang kehilangan suami, anak dan saudara mereka. Sebuah resiko yang dengan yakin mereka ambil ketika menikah dengan seorang pejuang, mengijinkan anak mereka menjadi pejuang, ataupun memiliki saudara seorang pejuang. Resiko terberat telah mereka ketahui. Hidup atau mati. Tapi toh mereka tidak takut, hanya karena segenggam cinta yang mereka punya di hati mereka untuk para pria-pria pejuang itu.
Luar biasa hebatnya kekuatan segenggam cinta para
wanita-wanita itu.
Apa kita cukup berani untuk mengambil resiko seperti mereka?
Saya rasa tidak jika rasionalitas kita yang berbicara.
Memiliki mereka sama seperti tidak memiliki mereka. Mereka
adalah milik tanah yang mereka bela, mereka adalah milik semua orang yang
mereka lindungi, dan sejatinya, mereka adalah milik Allah.
Ketika kau mengangguk untuk sebuah persetujuan, maka di
situlah perjudian hidup di mulai. Kalian akan menghabiskan hidup kalian hanya
dengan menerka, menebak, berharap, ketakutan, cemas, dan hanya sesekali gembira
ketika melihat mereka berdiri di depan rumah, pulang dengan selamat untuk
kemudian pergi lagi dan memulai perjudian lagi.
Orang bijak bestari mengatakan, itu bukan perjudian. Hidup
itu bukan perjudian. Sebuah ketetapan telah ada, telah ditetapkan dan kemanapun
kau pergi takdir akan menggiringmu menuju ketetapanmu itu. Tapi kita sebagai
manusia yang buta dengan masa depan, berharap sebuah kebahagiaan dari
perjuangan hidup mereka sama dengan berjudi. Taruhannya adalah kebahagiaan itu
sendiri.
Dan mencintaimu, itu soal lain.
Comments
Post a Comment