Kolektor mimpi untuk resolusi 2012
Setiap orang pasti punya banyak mimpi-mimpi. Dan hanya orang hebatlah yang berani untuk mewujudkan mimpi-mimpinya itu. Sayangnya saya belum termasuk saah satu dari orang-orang hebat itu :)
Punya segudang mimpi yang sangat
ingin saya wujudkan sebelum saya meninggal nanti. Melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain sekaligus menyenangkan untuk saya sendiri. Mimpi
yang masih terus mengisi bagian-bagian terindah dalam imajinasi saya dan masih
tetap menari-nari dengan bersemangat agar suatu saat saya akan mewujudkannya. Menjadi
seorang guru relawan di pedalaman. Mimpi ini telah lama terbentuk secara kontinu
di alam bawah sadar saya sejak saya masih bocah dulu. Sejak saya diberi
‘mainan’ berupa buku-buku bacaan dari perpustakaan sekolah tempat mama saya
mengajar. Saya mulai menelan kisah-kisah bertemakan keadaan pendidikan di
kampung-kampung terpencil dan perjuangan anak-anak kecil seusia saya – kala itu
– dalam mencapai cita-cita mereka. Sejak saat itu entah kenapa saya selalu suka
pergi ke desa, atau membayangkan suatu saat saya akan tinggal di sebuah desa
dan mengajar disana. Meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang
guru, tapi saya ingin suatu saat nanti saya akan menjadi seorang relawan yang
mengajar di pedalaman seperti di Papua atau Kalimantan. Mimpi sederhana dari
seorang anak kecil.
Mimpi yang lainnya yaitu
mendirikan sebuah sekolah. Layaknya kisah di negeri dongeng, saya ingin setelah
menikah nanti saya dan suami saya akan tinggal di sebuah desa terpencil,
sama-sama mendirikan sekolah di sana, membantu meningkatkan taraf hidup
masyarakat, berkebun, dan bertani. Semua kegiatan itu pasti akan menyenangkan.
Bangun pagi dan pergi ke kebun, kemudian mengajar, pulangnya berkumpul di balai
desa mengadakan pertemuan, berdiskusi untuk mencari solusi dari permasalahan
setiap warga desa. Persis seperti di dalam buku-buku perpustakaan yang saya
baca itu. Gambaran ideal dari sebuah desa.
Menjadi penulis adalah salah satu
mimpi saya yang lain. Yang ini menurut saya yang paling susah karena sejak dulu
sampai sekarang saya tidak pernah berhasil menyelesaikan satu novel pun. Saya
selalu menelantarkan novel saya yang kadang baru selesai separuhnya saja.
Mungkin karena saya tidak ahli berbasa-basi dan memanjang-manjangkan bahan
pembicaraan sehingga saya selalu kehabisan kata-kata untuk menjembatani
imajinasi saya ke atas halaman word. Hal yang masih menjadi kendala bagi saya
sampai sekarang.
Berpetualang! Istilah kerennya
traveller. Mengelilingi Indonesia dari Sumatera sampai Papua, nyebrang ke Asia
timur, Eropa, dan singgah di Rusia! Entah kenapa saya jatuh cinta dengan
Negara yang satu ini. Sangat-sangat ingin suatu saat bisa mengunjungi Moskow,
suka dengan raut wajah orang Rusia yang dingin, suka dengan boneka Matryoshka,
suka film Anastasia, penasaran dengan Katedral St. Basil, dan merasa aneh
dengan bahasa dan abjad Russia :p
Moskow, Paris, Madrid, Venesia,
dan Liverpool serta beberapa pedesaan di Inggris adalah tempat-tempat yang
sangat-sangat ingin saya kunjungi. Terlalu muluk memang, tapi saya tetap
memasukkannya ke dalam daftar karena siapa tau saja Allah menjawab mimpi-mimpi
saya itu (ya Allah, Baitullah tetap lebih dulu yah). Kalau di Indonesia sendiri
ada beberapa tempat yang bikin saya galau ingin kesana. Lampung (kayanya semua
teman saya tahu alasannya kenapa :p), Karimun Jawa, Pulau Komodo, Kaimana, Raja
Ampat, Lembah Baliem, Jayawijaya, Wakatobi, Tana Toraja, hmm… dan seterusnya
deh. Tapi karena jiwanya jiwa backpacker, jadi kalau bisa mengunjungi semua
tempat itu dengan biaya yang murah :D
Mimpi yang – mungkin – terakhir
saya adalah kuliah! Ah, mimpi yang satu ini membuat saya galau berkepanjangan.
Dulu, duluuuu sekali saat saya belum mengenal apa itu PT plat merah, saya punya
cita-cita (catat! Bukan mimpi, karena saya benar-benar sangat ingin
merealisasikannya) kuliah jurusan jurnalistik di UI atau Airlangga (nanggung
kalau cuma cita-cita kuliah di Sulawesi :p), trus selesai itu, nyari beasiswa
dan lanjut kuliah di luar negeri. Siapa tahu bisa kuliah di Harvard atau
Sorbonne (halah, gaya). Dan kemudian lanjut S3 di Jepang. Sebuah rencana yang
benar-benar keren tapi sayang tidak bisa direalisasikan. Cita-cita saya menjadi
seorang wartawan pun harus saya buang jauh-jauh. Hiks :’(
Resolusi 2012
Bukan bermaksud gaya-gayaan
dengan segudang resolusi atau ikut rame karena semua pada buat resolusi. Tapi
sudah menjadi hal wajib bagi manusia untuk membuat rencana-rencana tapi tidak
harus bertepatan pada momen awal tahun. Paling tidak kita sudah membuat peta
hidup kita kan? Seperti saya yang masih stay tune di 3P :D
Planning –
merencanakan sesuatu yang sudah terencana. Lebih ke mempersiapkan segala urusan
teknis sehingga saat sesuatu yang telah terencana itu di acc oleh Allah, hal
teknisnya dan hal remeh temeh lainnya telah fix.
Pierre Tendean – haha…yang ini
hanya asosiasi saja. sekedar pengalihan isu untuk salah satu produk yang gagal
beberapa tahun lalu dan akan coba saya rilis kembali tahun ini dengan Pak
Kapten sebagai asosiasinya. Saya suka matanya soalnya.
Dan ‘P’ yang terakhir
adalah Parenting. Urusan yang satu ini adalah pendidikan wajib seumur hidup
bagi setiap wanita. Bukan parenting ala ahli-ahli di Eropa dan Amerika sana
(tapi bukan berarti kita tidak bisa mengambil manfaat dari apa yang mereka
sampaikan), tapi parenting ala Rasulullah dan Luqman. Jadi, dari tahun ke
tahun, resolusi yang satu ini wajib dimasukkan dalam daftar, untuk
mempersiapkan diri jika suatu saat turun ijin dari Allah untuk memiliki Haura
dan Birru :)
Akhir kata, jangan takut untuk
bercita-cita dan bermimpi. Bukankah malaikat akan mencatatnya dan hanya tinggal
menunggu ijin dari Allah untuk diwujudkan-Nya?
UPS Soho
Rabu, 4 Januari 2012 11.28 a.m
Kepala sedikit pusing karena
tuntutan resolusi dan kerjaan 2012
Que sera sera, Allah knows best :)
Comments
Post a Comment